Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jawa Tengah melakukan penggalian penelitian di situs Watu Genuk. Situs candi tersebut diperkirakan dari abad 9-10 Masehi tersebut.
"Sejak hari Rabu kemarin, kami melakukan penggalian penelitian di situs Watu Genuk," kata Winarto, Pamong budaya ahli muda BPCB Provinsi Jawa Tengah, di sela-sela penggalian situs Watu Genuk, di Dukuh Watu Genuk, Desa Kragilan, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali, Jumat (5/11/2021).
Menurut Winarto, dari tiga hari penggalian ini, tim BPCB Jateng telah menemukan struktur susunan batu dan batu-batu lepas. Batu-batu tersebut bisa batu candi maupun pagar. Penggalian masih akan terus dilakukan hingga pekan depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penggalian kali ini, lanjut dia, merupakan tahap dua. Meneruskan dari penggalian tahap satu sebelumnya yang dilaksanakan di tahun 2016 lalu. Saat itu tim menemukan candi induknya, struktur denah candi dan susunan struktur.
"Kemudian di tahun ini dilakukan penggalian tahap dua. Kita mencari lagi susunan struktur yang dulu ditemukan di 2016. Apakah itu berupa candi perwara, ataupun struktur pagar atau apapun itu, nanti kita cek pada penelitian tahap dua ini," papar Winarto.
![]() |
Karena sifatnya penggalian penelitian, tim hanya menggali di beberapa tempat saja. Tidak melakukan pengupasan tanah secara menyeluruh di lahan yang sangat rindang dengan berbagai pepohonan itu.
"Kita sampel saja, tidak semuanya digali karena ini sifatnya penggalian penelitian. Bukan pengupasan tanah istilahnya, bukan penataan lingkungan," katanya.
Hasil penggalian penelitian tahap dua ini, nantinya akan disambungkan dengan hasil penggalian tahap pertama.
Lokasi situs Watu Genuk ini berada di tengah areal lahan pertanian warga. Dari jalan desa sekitar 100 meter. Lahan situs itu posisinya juga lebih tinggi dari tanah-tanah ladang di sekelilingnya.
![]() |
Di situs ini, sudah terlihat ada Yoni yang di kelilingi struktur candi. Diperkirakan sebagai candi induk. Beberapa meter di sebelah barat candi induk itu, juga terdapat patung nandi. Di beberapa tempat juga terdapat tumpukan bebatuan lepas yang diperkirakan bagian dari situs tersebut.
"Dulu ada candi disini, mungkin ada pagar di sisi baratnya, kemudian juga ada talud-taludnya yang disekeliling sini. Kalau talud sekarang sudah kelihatan, karena memang ini ada peninggian halaman dibandingkan tanah sekitar. Ya mungkin dulu suatu tempat yang pemujaan atau disakralkan dibandingkan dengan tanah sekelilingnya," ucapnya.
"Bangunan-bangunan klasik seperti ini sekitar abad 9-10," pungkasnya.
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol