Welcome d'travelers !

Ayo share cerita pengalaman dan upload photo album travelingmu di sini. Silakan Daftar atau

ADVERTISEMENT

Senin, 08 Nov 2021 13:10 WIB

TRAVEL NEWS

Curhat Pelaku Wisata Pantai Buatan Bogor yang Sepi Ditinggal Wisatawan

Putu Intan
detikTravel
Bogor tak hanya punya curug, tapi juga pantai buatan. Sayang, pantai itu sepi akibat pandemi. Ini foto-foto terkininya!
Pantai Wana Griya Parung, Bogor Foto: Rifkianto Nugroho
Bogor -

Sepinya pantai buatan di Bogor jelas berdampak pada pelaku wisata di sana. Pendapatan mereka banyak berkurang karena pandemi COVID-19.

Pantai Wana Griya di Cogreg, Parung, Bogor kerap disebut sebagai destinasi wisata hits yang ramai dikunjungi wisatawan asal Jabodetabek. Akan tetapi, ketika detikcom datang ke sana beberapa waktu lalu, suasananya begitu sepi.

Koordinator Lapangan Wana Griya Imam Supandi mengatakan, kondisi ini memang sudah terjadi setahun belakangan. Jika dulu dalam sehari mereka bisa menerima kunjungan dari 400 wisatawan, kini kurang dari 100 orang.

Tempat wisata seluas 10 hektar ini juga sempat ditutup selama diberlakukannya PPKM Darurat. Hal itu membuat gaung Pantai Wana Griya kian redup.

detikcom kemudian berbincang dengan salah satu pedagang makanan dan minuman yang bernama Rumsiyah. Sehari-hari, ia menjajakan makanan seperti mie instan dan gorengan, serta minuman kemasan. Ia menuturkan, penghasilannya tak menentu dalam kondisi sepi seperti ini.

"(Penghasilan) nggak tentu. Kalau pengunjungnya banyak yang jajan ya dapat. Kalau sepi seperti ini paling dapat Rp 100 ribu-200 ribu. Kalau sepi kayak gini pengunjungnya tidak ada, ya kita sepi juga," kata dia.

Karena sepi, uang yang ia dapat biasanya hanya cukup untuk membeli kebutuhan sehari-hari dan sewa toko sebesar Rp 500 ribu sebulan. "Kalau lagi sepi ya buat belanja (dagangan) lagi, kurang," ujarnya.

Setali tiga uang dengan Rumsiyah, pelaku wisata lain yakni Purwanto juga menuturkan kesulitan di masa pandemi COVID-19. Purwanto sebagai pemiilik dan pengelola wahana Pasar Malam di Wana Griya kini harus kehilangan banyak pengunjung.

"Kondisi sekarang sepi, kalau dulu ramainya padat. Banyak anak-anak yang naik permainan," kenangnya.

Penghasilan yang ia dapat pun berkisar antara Rp 10 ribu-100 ribu per hari. Ini jelas tidak cukup untuk mengelola bisnisnya yang menyewakan berbagai permainan pasar malam, mulai dari sepeda listrik, trampolin, hingga komidi putar.

"Kadang penghasilan di bawah Rp 100 ribu sehari. Ya cukup untuk makan saja," ujarnya.

"Untuk permainan di sini dirawat semampunya. Yang bisa kita benerin ya benerin. Karena untuk beli yang baru tidak mungkin," paparnya.

Purwanto pun berharap agar pandemi ini segera berlalu dan perekonomian membaik. "Mudah-mudahan COVID segera berlalu. Kemudian orang-orang juga aktivitasnya bebas. Ekonomi bagus. Kalau ekonomi bagus rekreasi ya banyak juga. Kalau ekonominya nggak ada ya boro-boro rekreasi," pungkasnya.



Simak Video "Tebing Longsor Timpa Rumah di Bogor, 2 Orang Tewas"
[Gambas:Video 20detik]
(pin/ddn)
BERITA TERKAIT
BACA JUGA
detik Pagi
×
Live Chat Klik Di Sini
Live Chat Klik Di Sini Selengkapnya