Pantai Pasir Putih Ini Cantik, Tapi Mendatangkan Bencana

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pantai Pasir Putih Ini Cantik, Tapi Mendatangkan Bencana

bonauli - detikTravel
Rabu, 10 Nov 2021 05:35 WIB
Sandy toes and feet of two women relaxing on chaise lounge chairs while enjoying a tranquil beach vacation. Idyllic Tropical beach resort scene of two women sunbathing
Ilustrasi pantai (Thinkstock)
Manila -

Teluk Manila kini tampil lebih eksotis karena pasir putihnya. Namun, kecantikannya justru dapat protes.

Pasir putih buatan di sepanjang 500 meter garis pantai Manila, ibu kota Filipina, ditentang keras oleh para pegiat lingkungan. Daerah Teluk Manila yang awalnya sangat tercemar oleh minyak dan sampah, telah disulap jadi lokasi pantai pasir putih. Pegiat lingkungan mengatakan bagaimanapun juga, pantai tetap tidak bersih.

"Ini ilusi. Hanya karena warnanya putih bukan berarti bersih," kata Lia Mai Torres, direktur eksekutif Center for Environmental Concerns Philippines, dikutip detikTravel dari Deutsche Welle, Rabu (10/11/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pasir putih dibuat dari pecahan berton-ton batu dolomit yang bersumber dari sebuah tambang di Cebu, Filipina tengah.

Para ahli mengatakan sebenarnya penggunaan pasir yang terbuat dari batuan dolomit dalam proyek semacam itu sangat jarang. Sebagian besar pantai berpasir di seluruh dunia terbentuk dari kuarsa dan feldspar, sedangkan pasir dolomit umumnya digunakan untuk pembangunan jalan.

ADVERTISEMENT

"Saya tidak pernah menemukan pengisian pasir pantai dengan pasir dolomit," kata Arnaud Vander Velpen, yang memimpin pemantauan dan inovasi di Departemen Pemantauan dan Tata Kelola Pasir UNEP / GRID-Geneva.

UNEP / GRID-Geneva pada dasarnya mendukung pencarian sumber pasir alternatif agar tidak mengganggu ekosistem di sungai dan lautan saat proses ekstraksi. Vander Velpen menekankan pentingnya menggunakan pasir yang cocok dengan susunan pasir asli untuk melindungi fauna pantai.

"Jika Anda mengubah karakteristik inti dari pasir asli, pasir orisinal, Anda perlu melakukan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) untuk mengetahui bagaimana hal itu akan berdampak pada ekosistem, dan ekosistem di sekitarnya," kata Velpen kepada DW.

Sayangnya menurut Torres, penilaian seperti itu tidak dilakukan di Manila.

Departemen Lingkungan dan Sumber Daya Alam Filipina (DENR) membantah bahwa pasir dolomit menimbulkan risiko bagi kesehatan manusia dan ekosistem. Namun, para ilmuwan dari Universitas Filipina membantah klaim DENR.

Sebuah pernyataan dari Institute of Biology mengatakan bahwa penggunaan pasir dolomit tidak menyelesaikan tahap rehabilitasi apapun, dan bahkan lebih merugikan keanekaragaman hayati yang ada serta masyarakat di daerah tersebut.

"Pelimpahan dolomit di Teluk Manila telah secara efektif menutupi sebagian zona intertidal (area pasang surut) yang digunakan oleh burung air sehingga mengurangi habitat mereka," menurut pernyataan tersebut.

Pada puncak musim migrasi, Teluk Manila adalah rumah bagi 90 spesies burung air, termasuk spesies yang menjadi perhatian konservasi internasional yang menghadapi risiko kepunahan yang sangat tinggi di alam liar.

Selain itu, para ilmuwan Marince Science Institute memperingatkan bahwa menghirup partikel debu dolomit yang halus dalam waktu yang lama dapat menyebabkan efek kesehatan kronis. Efeknya bisa menyebabkan ketidaknyamanan di dada, sesak napas, dan batuk. Mereka juga memperingatkan butiran pasir dolomit akan terkikis selama badai dan mengalir ke laut.

Pihak berwenang disebut tak menghiraukan kritik karena menghabiskan sekitar 389 juta peso (Rp 117 miliar) untuk proyek pengisian pasir pantai di tengah pandemi.




(bnl/rdy)

Hide Ads