Covid 'Ngamuk' Lagi, Belanda Lockdown Lagi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Covid 'Ngamuk' Lagi, Belanda Lockdown Lagi

bonauli - detikTravel
Senin, 15 Nov 2021 11:40 WIB
Amsterdam -

Eropa kembali was-was karena adanya peningkatan kasus Covid-19. Belanda jadi salah satunya.

Perdana Menteri (PM) Belanda Mark Rutte mengumumkan lockdown (penguncian) parsial atau sebagian untuk mengendalikan rekor lonjakan kasus COVID-19 di negara tersebut. Ini merupakan lockdown pertama musim dingin di Eropa Barat.
Seperti diberitakan kantor berita AFP, PM Rutte mengumumkan setidaknya tiga minggu pembatasan di restoran, toko, dan acara olahraga.

"Krisis ini membutuhkan pukulan keras selama beberapa minggu karena virus ada di mana-mana, di seluruh negeri, di semua sektor dan segala usia," kata Rutte pada konferensi pers di televisi nasional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untungnya, sebagian besar telah divaksinasi, jika tidak, penderitaan di rumah sakit tidak akan terhitung saat ini," imbuhnya.

Dalam aturan lockdown parsial ini, bar, restoran, kafe, dan supermarket harus tutup pada pukul 20:00 selama tiga minggu ke depan mulai Sabtu (13/11) ini, sementara toko-toko yang tidak penting harus tutup pada pukul 18:00.

ADVERTISEMENT

Orang-orang akan dibatasi untuk hanya bisa menerima empat pengunjung di rumah dan telah disarankan untuk bekerja di rumah kecuali benar-benar diperlukan.

Acara publik akan dibatalkan sementara pertandingan sepak bola termasuk kualifikasi Piala Dunia antara tuan rumah Belanda dengan Norwegia minggu depan harus dimainkan secara tertutup.

Namun sekolah akan tetap buka, dan orang-orang akan diizinkan meninggalkan rumah mereka tanpa batasan.

Rutte mengatakan bahwa pemerintah akan meninjau situasi pada 3 Desember untuk melihat apakah tindakan lebih lanjut diperlukan.

Kasus COVID-19 telah melonjak sejak pemerintah Belanda mencabut sebagian besar pembatasan terkait Corona kurang dari dua bulan lalu pada 25 September. Jumlah kasus harian mencapai tingkat rekor lebih dari 16.000 kasus pada Kamis (11/11) dan Jumat (12/11).

Negara berpenduduk 17 juta orang itu telah melaporkan 2,2 juta kasus COVID-19 dan 18.612 kematian sejak awal pandemi tahun lalu.

Lonjakan COVID-19 terjadi meskipun faktanya 82 persen warga Belanda di atas usia 12 tahun telah divaksinasi lengkap.

Orang yang tidak divaksinasi merupakan penyebab sebagian besar kasus perawatan intensif (69 persen) dan rawat inap di rumah sakit (55 persen), tetapi berkurangnya efisiensi vaksin, terutama pada orang tua, juga menjadi penyebab lonjakan tersebut.

Pemerintah Belanda mengatakan akan mulai memberikan suntikan booster pada bulan Desember mendatang.

Jumlah kasus COVID-19 sedang meningkat di sebagian besar Eropa, dengan negara tetangga Jerman juga mempertimbangkan pembatasan baru dan Austria mengatakan akan menerapkan lockdown terhadap orang-orang yang tidak divaksinasi.

(bnl/bnl)

Hide Ads