Turis Asing Masih Emoh ke Bali, Ini Beberapa Kendalanya

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Turis Asing Masih Emoh ke Bali, Ini Beberapa Kendalanya

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Senin, 22 Nov 2021 22:04 WIB
Menparekraf Sandiaga Uno
Menparekraf Sandiaga Uno (Foto: Ahmad Masaul Khoiri/detikcom)
Jakarta -

Meski sudah dibuka untuk turis sejak bulan Oktober lalu, belum ada turis asing yang datang ke Bali. Ada beberapa kendala yang menyebabkan turis enggan datang.

"Ada beberapa poin yang kami rumuskan dan kami sampaikan pada rapat terbatas. Pertama, per hari ini satu bulan lebih, belum ada kunjungan wisman ke Bali dan Kepri. Kedua, penerbangan langsung menjadi kendala dan kepastian basis residensi atau kewarganegaraan, ini juga menjadi salah satu kendala karena banyak wisatawan mancanegara itu tinggal di daerah atau di negara yang merupakan tempat mereka bekerja. Jadi bukan tempat mereka memegang paspor, ujar Menparekraf Sandiaga Uno di kantornya, Senin (22/11/2021).

Sandiaga juga mendapatkan masukan soal visa yang dianggap menyulitkan dimana turis asing harus memiliki penjamin, biayanya mahal dan kuota yang terbatas. Waktu keluar visa pun lama dan harganya mahal. Begitu juga soal karantina yang dirasa tidak menarik, serta kepastian karantina untuk anak di bawah 12 tahun yang menjadi pertanyaan para turis asing.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk mengatasi kendala itu, ada beberapa usulan yang disampaikan kantornya Sandiaga. Salah satunya adalah turis asing yang boleh masuk berbasiskan residensi bukan asal paspor serta tidak harus direct flight ke Bali.

"Pertama adalah membuka untuk level 1-3 termasuk Australia. Karena Australia ini akan memasuki level 2. Kedua tidak harus direct flight, tapi boleh transit di negara level 1-3 dan wisman diperbolehkan berbasis residensi. Jadi misalnya mereka memakai paspor Eropa yang sedang tinggi, tapi residensinya ada di Dubai atau UEA, ini yang kita sedang lakukan evaluasi," ujar Sandiaga.

ADVERTISEMENT

Untuk visa yang dianggap memberatkan, Sandiaga mengaku kementeriannya akan merumuskan cara dengan Kementerian Hukum dan HAM agar bisa mendapatkan peningkatan kuota dan penghapusan ketentuan penjamin.

"Saya appeal kepada pelaku wisata dan parekraf ini masa yang sulit tapi atas arahan bapak presiden sangat jelas kita prioritaskan penanganan COVID-19 dan libur nataru dan pembukaan Bali-Kepri ini akan dilakukan dalam langkah yang kecil, bertahap dan meningkat," ujar Sandiaga.




(msl/ddn)

Hide Ads