Tari Gelang Projo, Atraksi Baru di Kawasan Zona Otorita Borobudur

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tari Gelang Projo, Atraksi Baru di Kawasan Zona Otorita Borobudur

Jalu Rahman Dewantara - detikTravel
Senin, 29 Nov 2021 17:50 WIB
Kulon Progo -

Puluhan seniman dari 3 kabupaten yaitu Kulon Progo, DIY, serta Magelang dan Purworejo, Jawa Tengah berkolaborasi membuat karya seni tari baru untuk memperkaya jumlah atraksi yang ada di kawasan Zona Otoritatif Badan Otorita Borobudur (BOB). Tarian ini mengandung 3 unsur yang mewakili tarian khas masing-masing daerah.

Kreasi tari yang diberi nama Gelang Projo akronim dari nama Magelang, Kulon Progo dan Purworejo itu merupakan akulturasi dari tarian khas daerah tersebut. Seperti tari Soreng yang berasal dari Magelang, tari Lengger Tapeng khas Kulon Progo dan tari Ndolalak asli Purworejo.

"Hadirnya tari Gelang Projo ini adalah untuk menambah jumlah atraksi budaya di kawasan Zona Otorita Borobudur. Sebagai salah satu destinasi super prioritas kawasan pariwisata Borobudur itu harus punya tambahan atraksi, aksesibiltas dan amenitas," ucap Direktur Utama BOB Indah Juanita dalam launching Tari Gelang Projo di kawasan Tugu Malioboro, Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) Kulon Progo, Senin (29/11/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nah kali ini kita fokus atraksi, jadi tamu yang sudah didatangkan dua akesebilitaa besar yaitu bandara dan jalan tol yang bisa mendatangkan tamu hingga 40 juta orang per orang atau 4 juta per bulan jika tidak masa pandemi harus didukung dengan atraksi ikonik itu," sambungnya.

Tarian Gelang Projo saat dipentaskan dalam soft launching di Kawasan Tugu Malioboro, Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) Kulon Progo, Senin (29/11/2021).Tarian Gelang Projo saat dipentaskan dalam soft launching di Kawasan Tugu Malioboro, Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) Kulon Progo, Senin (29/11/2021). Foto: (Jalu Rahman Dewantara / detikcom)

Indah mengatakan tambahan atraksi budaya ini diharapkan bisa menarik minat wisatawan yang berkunjung ke wilayah DIY dan Jawa Tengah, ihwal khusus di sekitar kawasan Zona Otorita Borobudur.

ADVERTISEMENT

"Dengan begitu nantinya bisa menambah lama tinggal wisatawan di DIY dan Jateng sehingga bisa kian mengangkat perekonomian masyarakat khususnya pelaku wisata setempat," ujarnya.

Hadirnya Tari Gelang Projo ini berkat kerjasama lintas sektoral dari 3 kabupaten di Kulon Progo, Purworejo dan Jawa Tengah. Masing-masing dinas pariwisata menunjuk seniman tari pilihan dari setiap daerah untuk mengkreasikan seni tari baru tersebut.

"Ini (Tarian Gelang Projo) merupakan perpaduan dari 3 unsur budaya di wilayah perbatasan (Magelang, Purworejo dan Kulon Progo). Gerak musiknya ambil Tari Soreng asal Magelang, kemudian Tari Lengger Tapeng di Kulon Progo, dan Tari Ndolalak di Purworejo. Kita kolaborasikan dengan dikemas oleh seniman-seniman terbaik di 3 kabupaten itu," ucap Kepala Dinas Pariwisata Kulon Progo, Joko Mursito.

Joko mengatakan spirit dari 3 tarian itulah yang jadi dasar terciptanya Tarian Gelang Projo. Ketiga tarian yang sudah ada dikemas sedemikian rupa menjadi tarian baru tanpa menghilangkan nilai-nilai luhur tari yang sudah ada.

"Bisa dibilang ini akulturasi dan interaksi budaya. Artinya bisa saling mempengaruhi, tak ada yang egois, karena benar-benar harus mempresentasikan tiga tari khas kabupaten tersebut," jelasnya.

Tarian Gelang Projo saat dipentaskan dalam soft launching di Kawasan Tugu Malioboro, Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) Kulon Progo, Senin (29/11/2021).Tarian Gelang Projo saat dipentaskan dalam soft launching di Kawasan Tugu Malioboro, Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) Kulon Progo, Senin (29/11/2021). Foto: (Jalu Rahman Dewantara / detikcom)

Dijelaskan Joko proses pembuatan Tari Gelang Projo memakan waktu hingga dua bulan. Lokasi latihan berpindah-pindah di tiga kabupaten tersebut. Dalam proses ini diakuinya ada kesulitan dalam hal menyemakan visi dan misi, tetapi ini tak jadi soal.

"Efektif itu dua bulan, ini karena kita harap karya ini jadi karya yang spektakuler dan monumental, sehingga tahapannya panjang. Kita awali dengan koordinasi, karena kita sepakat ini adalah karya kolektif maka kita perbanyak sarasehan dan diskusi. Setelah itu baru dituangkan dalam gerakan. Nah memang faktor kesulitannya adalah ketika karya ini dilakukan oleh seniman dari 3 kabupaten, jadi kumpulnya harus berpindah-pindah," ucapnya.

Nantinya Tari Gelang Projo ini akan dipentaskan dalam setiap penyambutan wisatawan di destinasi wisata yang ada di 3 kabupaten tersebut. Tarian ini juga bakal dihadirkan dalam kegiatan pemerintahan, seperti ketika memperingati hari jadi masing-masing kabupaten.

(sym/sym)

Hide Ads