Dinas Pariwisata (Dispar) DIY meminta Kabupaten/Kota termasuk Bantul untuk memperpanjang length of stay (LOS) wisatawan dengan paket-paket menarik. Dispar Bantul mengaku sudah menyiapkannya namun promosi tertunda akibat pandemi COVID-19.
"Perlu pengembangan daya tarik wisata yang di Bantul, yang tentu kemudian kita lebih menekankan kepada produk," Kepala Dispar DIY Singgih Raharjo saat ditemui di Kompleks Parasamya Kabupaten Bantul, Kamis (2/12/2021).
Menurut Singgih, produk itu bisa dengan paket wisata non pantai seperti desa wisata yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Sehingga nantinya wisatawan tidak hanya terpaku ke Parangtritis saja sebagai objek wisata (obwis) andalan di Bantul.
"Produk yang lebih bagus dan menarik sehingga wisatawan ke Bantul tidak hanya ke Paris (Parangtritis) tapi ke beberapa tempat yang memiliki daya tarik luar biasa," ucapnya.
Paket-paket wisata yang menarik itu, kata Singgih, mampu mendongkrak LOS wisatawan. Sehingga roda perekonomian khususnya di sektor pariwisata bisa berputar dengan baik, dan usaha kecil menengah (UKM) ikut terangkat.
"Tapi semuanya perlu disusun paket-paket sehingga wisatawan tidak hanya beberapa jam saja di Bantul. Tapi kita optimalkan para wisatawan agar lebih lama lagi di Bantul bahkan hingga menginap," ujarnya.
Ditemui di tempat yang sama, Kepala Dispar Bantul Kwintarto Heru Prabowo menjelaskan, bahwa sebenarnya Dispar Bantul telah menyusun paket-paket wisata di Bantul sejak 2019 lalu. Selanjutnya paket-paket wisata tersebut dipromosikan pada tahun 2020 lalu.
"Tapi karena pandemi COVID-19 jadi tertunda," ucapnya.
Bahkan, pihaknya sudah membuat paket-paket wisata untuk memperlama tinggal wisatawan. Hal itu muncul dari kajian dengan beberapa teman pelaku wisata.
"Sudah tersusun paket wisata dengan berbagai kegiatan. Seperti ada kegiatan dua hari satu malam, ada yang tiga hari dua malam. Artinya kita sudah berusaha untuk meningkatkan lama tinggal wisatawan," ujarnya.
Selanjutnya, paket wisata
Simak Video " Video: Melihat Patung Biawak di Wonosobo yang Viral gegara Mirip Asli"
(elk/elk)