Perubahan iklim ternyata turut berdampak buruk bagi rumah tangga burung Albatros. Banyak pasangan burung Albatros yang bercerai, padahal mereka dikenal setia.
Para peneliti baru saja menemukan bahwa perubahan iklim juga mempengaruhi kehidupan albatros, burung laut terbesar di dunia. Hasil penelitian mereka menunjukkan jumlah perceraian albatros meningkat drastis.
Padahal albatros dikenal sebagai hewan monogamous yang setia. Albatros pada dasarnya memiliki fase pertumbuhan seperti manusia.
Mereka mencoba untuk mencari pasangan hidup yang terbaik (dan terkadang gagal). Namun, ketika mereka menemukan pasangan yang cocok, mereka biasanya tetap bersama seumur hidup.
Hanya ada 1% albatros yang berpisah setelah memilih pasangan hidup mereka. Jumlah ini jauh lebih rendah daripada tingkat perceraian manusia di Inggris.
"Monogami dan ikatan jangka panjang sangat umum bagi albatros," kata Francesco Ventura, peneliti di University of Lisbon yang terlibat dalam penelitian perceraian burung laut itu.
Namun gara-gara perubahan iklim, terjadi pula perubahan dalam perilaku hidup burung Albatros. Mereka yang terkenal hanya berpasangan sekali seumur hidup, banyak yang 'bercerai' dari pasangannya.
Dalam bahasa manusia, 'perceraian' albatros pada dasarnya hanya selingkuh. Hal itu terjadi ketika salah satu pasangannya menjalin hubungan dengan albatros lain yang sudah memiliki pasangan.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Royal Society itu mengamati 15.500 pasangan monogami burung albatros di Kepulauan Falkland selama 15 tahun.
Perceraian albatros terjadi ketika mereka gagal berkembang biak. Kondisi itu memaksa mereka menemukan pasangan baru di musim kawin berikutnya. Namun ternyata, dalam penelitian tersebut, albatros tetap berpisah meskipun musim kawin mereka sukses.
Selanjutnya: Menurut Peneliti, Ada 2 Penyebabnya
Simak Video "Video: Salju Abadi di Puncak Jayawijaya Diprediksi Punah pada 2026"
(wsw/wsw)