Pandemi COVID-19 memberi dampak terhadap berbagai sektor di Indonesia, termasuk pariwisata. Namun, adanya penerapan protokol kesehatan yang ketat hingga vaksinasi dinilai mampu membangkitkan sektor pariwisata.
"Di tahun 2022 kita melihat tourism akan jauh lebih baik. Di 2021 ini terlihat (perkembangan pariwisata) sangat baik, semua orang sudah bisa travel, sudah bisa beradaptasi dengan namanya COVID-19. Kita sudah tahu prokes, vaksin, PCR sudah jalan. Jadi, dari situ nature travel udah mulai baik, orang-orang juga sudah mulai melakukan perjalan. Event-event juga udah mulai balik lagi," ujar Founder & CEO ARTOTEL Group, Erastus Radjimin dalam acaranya Press Conference of Business Update 2021 ARTOTEL Group, Selasa (7/12/2021).
Melihat perkembangan ini, Erastus mengatakan sebagai perusahaan hotel manajemen di Indonesia, ARTOTEL Group telah mempersiapkan beragam strategi guna meningkatkan industri pariwisata, khususnya perhotelan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tahun 2020, pria yang akrab disapa Eri ini menyampaikan ARTOTEL Group akan meluncurkan wealthy membership. Mengingat hingga akhir tahun 2021, berkat akuisisi Dafam Hotel dan Kyriad Hotel, ARTOTEL Group telah mengelola 50 properti di Indonesia.
"Ke depannya kita akan melakukan program-program baru, yang pertama pastinya kita akan launching wealthy membership karena saat ini sudah 50 properti di sekitar 28 provinsi Indonesia. Dengan itu, kita akan memberikan value kepada tamu-tamu kita saat mereka travel," katanya.
Selanjutnya, ARTOTEL Group juga akan meningkatkan teknologi pada hotel-hotel yang dikelolanya. Dikatakan Eri, saat ini masyarakat semakin beradaptasi dengan teknologi, yang menjadikan segalanya menjadi mudah dilakukan. Melalui pengembangan teknologi di hotel, Eri mengatakan hal ini akan meningkatkan pengalaman menginap bagi para tamu.
Melalui pengembangan teknologi, Eri menyebut hal ini tak hanya akan berdampak terhadap kepuasan pelanggan. Namun, teknologi nantinya juga dapat mendorong bisnis perhotelan.
"Kita juga akan lari ke arah tech atau teknologi. Zaman sekarang semua serba instan. Orang sudah biasa dengan ojek online atau belanja di e-commerce. Dengan perkembangan zaman seperti ini, sebagai hotel management company, kita juga harus adaptasi. Bagaimana caranya tamu-tamu kita saat menginap di hotel mereka bisa dapat service yang full dengan cara tech in agile," ungkapnya.
"Kita juga akan launching our apps, services di mana kita bisa memberikan hal-hal instan kepada tamu kita. Tapi, at the same time, tech ini bisa menjadi cost efficiency juga di dalam hotel. Karena ujung-ujungnya tujuannya adalah gimana caranya kita bisa additional income kepada hotel, baik berupa extra revenue atau reducing cost," imbuhnya.
Eri pun berharap ke depannya ARTOTEL Group dapat lebih berkembang. Terlebih saat ini ARTOTEL Group telah masuk 10 besar hotel dengan jumlah inventory terbanyak, yakni 5.000 kamar.
"Jadi, dua program ini akan kita jalani di tahun 2022. Yang pasti we are here to be present steady all the time. Secara inventory kamar di Indonesia, kita itu top ten. Harapannya, kita bisa jadi top five, atau bahkan top one," pungkasnya.
(Content Promotion/ARTOTEL)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan