Jelang Nataru, jumlah wisatawan domestik yang datang ke Bali per hari mencapai 22 ribu orang. 12 ribu melalui perjalanan udara dan 10 ribu melalui darat.
Hal ini dituturkan oleh Wakil Ketua Bidang Budaya Lingkungan dan Humas Badan Pengurus Daerah PHRi Bali I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya. Dia mengakui adanya peningkatan kunjungan wisatawan domestik di Bali.
"Sebanyak 12 ribu wisatawan melalui perjalanan udara dan 10 ribu wisatawan melalui perjalanan darat," ungkap Suryawijaya dalam rapat koordinasi dengan anggota PHRI Bali di Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, Selasa (14/12) mengutip CNNIndonesia.
"Kita harus dukung usaha besar pemerintah dalam kebangkitan pariwisata Bali. Jangan melakukan kegiatan yang bisa merusak citra Bali di mata dunia," imbuh dia.
Dalam rapat, kata Suryawijaya, juga akan dibahas permasalahan-permasalahan mengenai nihilnya wisatawan mancanegara yang datang ke Bali.
"Kita harus berbuat, tidak boleh diam. Kita, harus satu suara dalam menyampaikan usulan ke pusat, tapi yang kita suarakan adalah suara perdamaian," jelasnya.
Menurutnya, Pemerintah Provinsi Bali sebagai perpanjangan tangan Pemerintah Pusat di daerah sudah berbuat banyak untuk mempercepat pemulihan pariwisata Bali, seperti vaksinasi, di mana saat ini vaksinasi tahap dua di Bali sudah mencapai 90 persen dari target yang ada.
Lebih lanjut dikatakan, saat ini Pemerintah Provinsi Bali sedang memperjuangkan bagaimana caranya mempermudah wisatawan asing masuk Bali, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
"Kita, harus dukung dan kita harus kerjakan yang terbaik untuk menjaga kenyamanan dan kondusivitas Bali," kata dia.
Sementara, Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Dinas Pariwisata Bali, Tjok Bagus Pemayun menyebut Pemerintah Provinsi Bali saat ini berada satu barisan dengan pelaku industri pariwisata dalam memperjuangkan pembukaan pariwisata Bali dan mempercepat bisa masuknya wisatawan mancanegara ke Bali.
Pemerintah Provinsi Bali juga akan mengajak para pelaku industri pariwisata bersama-sama menyampaikan kebijakan-kebijakan yang dianggap memberatkan wisatawan mancanegara kepada Pemerintah Pusat.
"Ada tiga hal yang dirasa menjadi kendala bagi wisatawan masuk ke Bali adalah kebijakan visa, aturan karantina dan syarat penerbangan langsung. Hal ini yang harus di bicarakan baik -baik dengan Pemerintah Pusat agar didapat solusi yang menguntungkan semua pihak," imbuhnya.
Ia menyebutkan pada masa pandemi seperti saat ini, aksi demo bukan menjadi solusi. Namun, semua pihak harus menjaga image Bali tetap aman dan damai terlebih jelang perhelatan G20 tahun 2022 mendatang.
"Akan tetapi selama menunggu event itu, Pariwisata Bali hendaknya bisa dibuka, sehingga kehidupan ekonomi masyarakat bisa bergerak, dengan tetap disiplin prokes," tuturnya.
Hal senada juga disampaikan Plt Kepala Dinas Kabupaten Badung Cok Raka Dharmawan. Ia juga berharap agar selama Natal dan Tahun Baru, jangan ada pembatasan untuk wisatawan domestik masuk Bali.
Menurutnya, akhir tahun adalah masa uji coba, kalau ini berhasil, maka itu artinya Bali memang siap. "Saat ini Badung fokus benahi destinasi wisata. Tahun 2021 ini Badung menetapkan 6 desa wisata juga saat ini sedang menyiapkan untuk penataan Pantai Kuta, Tanjung Benoa, dan Legian," tandasnya.
Simak Video "Video Sensasi Makan di Warung Sambil Lihat Aneka Satwa dari Dekat"
(elk/rdy)