Di Desa Ini, Tak Boleh Ada Bule yang Buka Penginapan

bonauli - detikTravel
Selasa, 28 Des 2021 06:12 WIB
Tetebatu Garden Bungalows (Bonauli/detikcom)
Lombok Timur -

Desa ini memiliki aturan ketat soal pemilik penginapan. Hanya orang lokal yang dibolehkan membangun penginapan untuk wisatawan.

Inilah Desa Tetebatu, desa wisata di kawasan Gunung Rinjani yang meraih masuk nominasi internasional, UNWTO. Tak hanya mengandalkan keindahan alam, warga Tetebatu juga begitu teliti dalam mengelolanya.

Pariwisata dibuat secara berkelanjutan. Anak-anak dididik untuk mengenal keberagaman dan mencintai alam sejak dini. Fasilitas berupa homestay pun terus meningkat.

Warga memang cukup familiar menyambut turis asing. Desa itu sudha populer di mata wisatawan internasional sejak zaman Belanda.

Tetapi, berbeda dengan kawasan wisata lain yang mengizinkan turis asing berinvestasi dengan membangun penginapan. Desa Tetebatu memegang teguh prinsip untuk tidak menerima investor asing.

"Orang luar (investor asing) enggak boleh buka homestay di sini," kata Mariani, ketua Badan Pelaksana Desa Wisata (BPDW) dan pemilik homestay Tetebatu Garden Bungalows pada detikTravel dalam perjalanan Toyota Corolla Cross Hybrid Road Trip Explore Mandalika.

Tetebatu Garden Bungalows Foto: (Bonauli/detikcom)

Alasannya sederhana, jika sudah ada investor luar maka pemain lokal dipastikan tenggelam. Ini sudah banyak terjadi di tempat wisata lain.

"Kami enggak mau kaya yang lain, investornya dari luar," ujar Mariani.

Tiap rumah di Desa Tetebatu membuka satu sampai dua kamar untuk disewakan pada wisatawan. Penyewaan kamar pun dibatasi hanya sampai tujuh kamar, tidak boleh lebih.

Para pelaku usaha tak seenaknya membuka kamar untuk homestay. Mereka terlebih dulu belajar tentang manajemen dan pelayanan melalui Villa Soejono.

Desa Tetebatu Foto: Rachman_punyaFOTO

"Villa Soejono yang pertama di sini, setelah pintar bahasa dan manajemen barulah berani untuk membuka homestay. Itu pun dilahan masing-masing," kata dia.

Mariani sendiri memiliki tujuh bungalow untuk disewakan pada wisatawan. Harganya 250-350 per malam dengan fasilitas yang beragam.

Selama menjalani usaha, Mariani dan pemiliki homestay di Tetebatu tak pernah memikirkan target. Karena fokus Tetebatu adalah pariwisata berkelanjutan. Sehingga, diakuinya, Desa Tetebatu tak pernah menerima wisatawan melebihi kapasitas. Pengembangan desa pun berjalan cukup lambat karena persiapan yang sangat matang.

"Kita buka (spot) wisata tergantung kesiapan tiap dusun," tuturnya.



Simak Video "Video: Turis Brasil Jatuh ke Jurang 200 Meter saat Mendaki Rinjani"

(bnl/fem)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork