Seperti biasa di akhir tahun, selama masa Natal dan Tahun Baru (Nataru), harga kebutuhan pangan pokok mengalami kenaikan. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Republik Indonesia, Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan ada banyak faktor penyebabnya.
Mulai dari tingginya permintaan yang tidak dibarengi dengan pasokan, cuaca buruk dan lain sebagainya. Kondisi tersebut menurutnya sangat berdampak langsung terhadap masyarakat, khususnya mereka yang termasuk dalam kategori pra sejahtera.
"Karena itu saya meminta kepada pengelola sentra ekonomi kreatif serta desa wisata, khususnya agrowisata dan ekowisata untuk Gercep, Geber dan Gaspol meningkatkan produktivitas pangan mereka," ungkap Sandiaga Uno dalam pernyataan yang diterima, Kamis (30/12/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sehingga swasembada pangan tercipta, harga pangan yang ditawarkan pun terjangkau-sesuai dengan daya beli masyarakat saat ini," jelasnya.
Keputusan tersebut diyakininya mampu menjaga stabilitas pangan nasional dan menjadi solusi atas problematika kenaikan harga pangan yang terus berulang.
"Dengan begitu kita bangun stabilitas pangan nasional mulai dari desa, menghadirkan kebijakan yang tepat sasaran, tepat manfaat dan tepat waktu bagi seluruh rakyat Indonesia," ungkap Sandiaga Uno.
"Khususnya bagi para pelaku ekonomi kreatif, karena banyak sekali usaha-usaha kuliner yang sangat terdampak dengan bergejolaknya harga sembako di akhir tahun ini," jelasnya.
"Mudah-mudahan kita bisa mengatasinya," ujarnya berharap.
Harga pangan yang melonjak antara lain cabai, cabai rawit yang harganya bisa mencapai Rp 80 ribu, telur ayam pun sempat dijual di pasaran Rp 30 ribuan.
(ddn/bnl)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!