Ketua Komisi VIII DPR Yandri Susanto mengapresiasi Menkes Budi Gunadi Sadikin yang telah menuntaskan sinkronisasi aplikasi PeduliLindungi dan Tawakkalna. Dengan demikian, Yandri menilai dengan memperhatikan prokes, maka jemaah bisa berangkat umrah di Januari 2022.
"Kalau saya melihat animo masyarakat yang tertunda umrah sangat tinggi untuk ke Tanah Suci, jadi kalau pun masih ada karantina, terus ada hal-hal yang mungkin prokes diperketat saya meyakini jemaah kita akan taat kok. Nah karena itu kalau bisa di Januari ini mulai kirim jemaah umrah itu lebih baik," kata Yandri saat dihubungi, Kamis (30/12/2021).
Yandri menilai keberangkatan umrah tidak perlu menunggu virus Omicron hilang. Menurutnya selama jemaah mematuhi protokol kesehatan dan karantina setelah umrah, maka dia meyakini tidak akan ada masalah.
"Karena kalau menunggu virus hilang nggak akan hilang virus itu, tapi gimana kita patuh dan taat dan punya komitmen yang sama untuk mentaati prokes baik di dalam negeri maupun sampai ke Tanah Suci. Kalau itu dilakukan insyaallah nggak akan ada masalah," ujarnya.
Lebih lanjut, Yandri menyebut rencana keberangkatan umrah di Januari 2022 juga sudah disampaikan oleh Kementerian Agama. Dia menyebut Kemenag hanya menunggu sinkronisasi PeduliLindungi dan Tawakkalna terlaksana.
"Saya sempat berdiskusi dengan Pak Menteri dan Pak Dirjen Haji termasuk Pak Sekjen memang dalam bulan Januari Insyaallah akan berangkatkan jemaah umrah, tapi dengan syarat ya PeduliLindungi sudah teraplikasi dengan tawakkalna, termasuk manasiknya sudah disesuaikan dengan manasik di zaman pandemi, dan lain sebagainya," ujarnya.
Lebih lanjut, Wakil Ketua Umum PAN ini sempat bercerita pentingnya sinkronisasi PeduliLindungi dengan Tawakkalna ketika berkunjung ke Arab Saudi sebulan yang lalu. Dia menyebut semua orang wajib menggunakan aplikasi Tawakkalna di manapun ketika berada di Arab.
"Waktu saya ke Saudi bersama Menag sebulan lalu memang di sana memakai aplikasi, mau masuk hotel, mau ke Madinah soalnya pakai Tawakkalna, karena itu kita minta ke Menkes memang kalau benar-benar tuntas ya perlu di-launching, perlu dipublikasikan dan perlu disampaikan ke jemaah umrah maupun ke masyarakat secara umum, sehingga tidak lagi ada tanda-tanya apakah benar sudah terafiliasi apa belum," katanya
"Karena ketika ini belum tuntas kita khawatir ketika jemaah umrah tiba di Jeddah atau di Madinah akan sulit untuk lancar urusan ke sana kemarinya, itu bisa membuat jemaah umrah terhambat selama ada di Saudi," ujarnya.
Selanjutnya: Kendala di sinkronisasi kedua aplikasi tracing
(rdy/ddn)