Kisah Zealandia, Benua yang Hilang dan Tersembunyi di Bawah Laut

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kisah Zealandia, Benua yang Hilang dan Tersembunyi di Bawah Laut

Tim detikcom - detikTravel
Jumat, 07 Jan 2022 21:10 WIB
Zealandia
Foto: Benua Zealandia (CNN)
Jakarta -

Tahukah traveler, ada sebuah benua baru bernama Zealandia. Benua ini telah lama hilang dan tersembunyi di bawah laut, namun kini sudah ditemukan lagi.

Para peneliti pun tengah melakukan ekspedisi pemetaan samudera untuk menggambarkan batas-batas dari benua Zealandia, benua hilang tenggelam yang merupakan wilayah Selandia Baru dan Kaledonia Baru di Pasifik Selatan.

Zealandia terpisah dari benua besar Gondwana antara 79 hingga 83 juta tahun yang lalu. Selain Selandia Baru dan Kaledonia Baru, pecahan benua besar ini sekarang berada di dasar laut dan terus diteliti keberadaannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Zealandia bukanlah satu-satunya pecahan benua yang terlepas dari benua yang lebih besar, Zealandia merupakan pecahan yang terbesar dengan luas 1,9 juta mil persegi (4,9 juta kilometer persegi). Ukuran tersebut enam kali lebih besar dari fragmen benua terbesar berikutnya, mikrokontinen Madagaskar.

Zealandia yang juga dikenal sebagai Te Riu-a-Māui di Māori diklaim sebagai benua pada 2017. Sejak itu, para peneliti telah bekerja untuk memetakan benua yang hilang itu.

ADVERTISEMENT

Namun proses pemetaan tersebut tidak berjalan dengan mudah, karena 94 persen wilayah benua ini berada di bawah air. Seorang ilmuwan bumi di University of Queensland di Australia, Derya GΓΌrer dan rekan-rekannya dilaporkan telah mengumpulkan data baru di tepi barat laut Zealandia yang terletak di lepas pantai di Taman Laut Coral Sea Queensland.

Para peneliti menghabiskan 28 hari di atas kapal Falkor menjelajahi wilayah tersebut, memetakan 14.285 mil persegi (37.000 km persegi).

"Ekspedisi kami mengumpulkan data topografi dan magnetik dasar laut untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana hubungan sempit antara Tasman dan Laut Koral di wilayah Cato Trough - koridor sempit antara Australia dan Zealandia - terbentuk," kata GΓΌrer dalam sebuah pernyataan.

GΓΌrer mengatakan bahwa daerah antara lempeng Australia dan lempeng Zealandia kemungkinan sangat rumit. Menurut GΓΌrer mungkin saja ada beberapa mikrokontinen terendam di wilayah tersebut, yang semuanya pecah dari massa benua utama ketika Australia melepaskan diri dari Gondwana.

Benua besar Gondwana sendiri meliputi apa yang sekarang disebut Amerika Selatan, Afrika, Antartika, Australia, Zealandia, Arab, dan anak benua India.

Kerak benua yang menjadi mikrokontinen berbeda dari kerak samudera di sekitar dasar laut, yang lebih padat dan lebih tipis daripada kerak benua.

Dilansir dari Live Science, pemetaan tersebut merupakan bagian dari ekspedisi Seafloor to Seabirds yang bekerja sama dengan Schmidt Ocean Institute.

Data pemetaan juga akan dimasukkan ke dalam proyek yang lebih besar, kolaborasi Seabed 2030 yang bertujuan untuk membuat peta dasar laut yang komprehensif dan tersedia untuk umum pada 2030.

Selanjutnya: Zealandia dan Cincin Api

Menurut Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA), kurang dari 10 persen dari dasar laut telah dipetakan dengan metode sonar modern yang menggunakan suara untuk mengungkap topografi bawah laut.

Ekspedisi Seafloor to Seabird tidak hanya mengumpulkan informasi tentang topografi, tetapi juga data tentang intensitas medan magnet di seluruh area.

Kerak samudera dan kerak benua terbuat dari konsentrasi mineral yang berbeda dengan tanda magnetik yang berbeda, data ini akan memungkinkan para peneliti untuk merekonstruksi pecahan Gondwana.

"Dasar laut penuh dengan petunjuk untuk memahami sejarah geologi yang kompleks dari lempeng benua Australia dan Selandia," kata GΓΌrer.

Zealandia dan Cincin Api

Pengeboran dasar laut pada 2020 telah mengungkapkan bahwa benua hilang Zealandia mengalami perubahan ketinggian yang dramatis antara sekitar 50 juta dan 35 juta tahun yang lalu.

Temuan baru dari ekspedisi ini, yang diterbitkan di jurnal Geology, mengisyaratkan proses topografi ini mungkin disebabkan oleh reaktivasi luas dari patahan kuno yang terkait dengan pembentukan Cincin Api Pasifik barat yang terkenal.

Sejak 1970-an, Zealandia mengalami penipisan kerak karena terpisah dari Gondwana sekitar 85 juta tahun yang lalu.

Ahli geofisika di Victoria University of Wellington di Selandia Baru dan penulis utama penelitian, Rupert Sutherland mengatakan bahwa setelah proses tektonik yang menyebabkan penipisan tersebut, Zealandia kemudian "tidak melakukan apa pun selain pendinginan dan penurunan perlahan."

Tetapi fosil di wilayah inti pengeboran yang dikumpulkan pada 2017 oleh International Ocean Discovery Program Expedition 371 menunjukkan bahwa selama masa Kenozoikum awal, bagian dari Zealandia utara naik 1-2 kilometer sementara bagian lain surut dengan jumlah yang sama sebelum seluruh benua tenggelam satu kilometer di bawah air.

Waktu dari transformasi topografi ini bertepatan dengan reorganisasi global lempeng tektonik yang dibuktikan dengan pembengkokan di rantai gunung laut Emperor-Hawaii, reorientasi banyak pegunungan di tengah laut, dan permulaan subduksi di sabuk yang masih mengelilingi sebagian besar Pasifik barat.

Ekspedisi pengeboran ke Zealandia mungkin menawarkan wawasan baru ke dalam proses tektonik ini.

"Salah satu hal menakjubkan tentang pengamatan kami adalah bahwa mereka mengungkapkan tanda-tanda awal Cincin Api yang hampir bersamaan di seluruh Pasifik barat," kata Sutherland, mengutip dari Science Daily.

Kemudian Sutherland menambahkan karena proses tersebut mendahului reorganisasi lempeng tektonik global, para ilmuwan perlu menemukan penjelasan tentang bagaimana subduksi dimulai di area yang begitu luas dalam waktu yang singkat.



Simak Video "Video Maraton di Antartika Jadi Ajang Perdana World Marathon Challenge 2025"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads