Mengenal Tari Saman, Daerah Asal hingga Perbedaannya dengan Ratoeh Duek

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Mengenal Tari Saman, Daerah Asal hingga Perbedaannya dengan Ratoeh Duek

Tim detikcom - detikTravel
Kamis, 13 Jan 2022 08:42 WIB
Tari Saman
Foto: Tari Saman (Duta Saman Indonesia)
Jakarta -

Siapa yang tak tahu tari saman? Tarian yang cukup dikenal di seluruh mancanegara ini selalu memukau siapapun yang melihatnya.

Mengutip website Kementerian luar Negeri, tari saman merupakan tarian suku dataran tinggi Gayo pada abad ke XIV masehi. Biasanya, tarian ini ditampilkan ketika perayaan peristiwa penting di dalam adat.

Untuk itu, syair yang terdapat dalam sat tarian dari 34 tari asal Indonesia ini menggunakan Bahasa Gayo. Dalam beberapa literatur, disebutkan bahwa tari saman dikembangkan oleh Syekh Saman yang merupakan seorang ulama asal Gayo di Aceh Tenggara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Begitu memukau, siapapun yang menikmati tarian tradisional ini akan terkagum dengan penarinya yang luar biasa. Tarian ini ditampilkan dengan cara duduk, rapi dan berjejer yang tidak sama dengan tarian lain yang dilakukan dengan gerakan bebas.

Gerakannya tergolong sulit karena membutuhkan konsentrasu yang tinggi serta latihan yang sering untuk bisa menguasainya dengan baik. Tari ini menggunakan pola lantai vertikal, horizontal, diagonal dan garis melengkung.

ADVERTISEMENT

Ada makna di balik barisan penari yang membentuk garis lurus ke samping. Tarian ini menggambarkan bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan.

Pola duduk dengan kaki yang bertumpu seperti duduk di antara dua sujud melambangkan umat islam yang sedang membentuk shaf saat melaksanakan ibadah sholat.

Sementara, properti yang digunakan dalam tari saman adalah baju kantong lengkap khas Gayo dengan motif kerawang.

Tari Saman dan Ratoeh Duek

Sebetulnya, tari saman dilakukan oleh penari laki-laki, sementara tarian yang dilakukan oleh perempuan adalah Ratoh Duek.

Mengutip website Kemendikbud, Tari Saman dilakukan oleh pria dalam jumlah ganjil, sementara Tari Ratoh Duek seluruhnya ditarikan oleh wanita dalam jumlah genap.

Tari Saman dikendalikan oleh seorang penangkat yang duduk di dalam formasi paling tengah. Syairya pun menggunakan bahasa Gayo.

Sementara, tari Ratoh Duek dikendalikan oleh dua orang syahi. Sementara, syairnya menggunakan bahasa aceh.

Tari Saman dibagi dalam beberapa gerakan atau bagian utama dalam posisi duduk, regum, dering, salam, uluni lagu, lagu, anakni lagu dan penutup.

Sedangkan, tari Ratoeh Duek ditarikan dengan posisi duduk yang terdiri dari gerakan tangan menepuk dada dan paha, gelengan kepada ke kanan dan kirim gerakan duduk dan berlutut serta mempersilangkan jari dengan penari di sebelahnya yang dilakukan dengan urutan yang lebih fleksibel dan dapat dikreasikan.




(elk/fem)

Hide Ads