Getok harga di warung PKL sampai tarif parkir terlampau tinggi sering menjadi masalah di destinasi wisata. Namun, itu sekadar masa lalu di Palabuhanratu, Sukabumi.
Karena, pemerintah Kabupaten Sukabumi sadar bila aktivitas itu akan merusak citra pariwisatanya. Lebih lanjut, kritik akan segera berdatangan di media massa bila tercium netizen.
"Sekarang sudah banyak penataan untuk PKL dan tukang parkirnya. Dulu sempat ada PKL harganya mahal dan parkir juga mahal," kata pemilik kafe BMB Cafe & Pub di Palabuhanratu, Dhay, kepada detikTravel beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ya, di sekitar Palabuhanratu terdapat begitu banyak pantai yang hanya tersekat oleh tanjung kecil. Di sana ada Pantai Citepus, Cimaja, Karang Hawu hingga pantai-pantai lain yang sedang populer searah ke wilayah Banten.
"Ketika marak tarif parkir terlalu tinggi banyak masyarakat mengeluh ke pemerintah dan di-manage dengan baik. Lalu sudah dibenahi pedang sampai tukang parkirnya," kata dia.
Kami juga menanyakan hal serupa pada pengunjung lokal. Tak lupa, kami mencoba jajan di beberapa warung di sana.
Hasilnya, tiada harga yang terlalu tinggi pada makanan yang kami beli. Contoh, secangkir kopi yang kami pesan dihargai Rp 5.000 dan gado-gado Rp 15.000.
Sedang untuk parkir, kami beberapa kali berhenti di pantai-pantai di atas. Tiada tiket masuk ke pantai dan tukang parkir tak menarik uang lagi setelah kami beri uang sebesar Rp 5.000.
"Hari-hari sepi sih nggak mahal. Kalau orang lokal nggak dimahalin. Parkir motor 5.000, mobil Rp 10.000," kata Kamal (28), warga lokal Palabuhanratu.
Sebagai catatan, kami berkunjung di pantai-pantai Palabuhanratu di hari kerja. Mungkin saja tarif yang kami bayar akan berbeda di hari libur besar atau hari libur biasa.
(msl/msl)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol