Tim geologi yang dikoordinasi Georesearch Plosodoyong Field Camp berhasil menemukan bekas gunung api purba di objek wisata (obwis) Watu Gendong Kalurahan Beji, Kapanewon Ngawen. Temuan itu diperkirakan berusia sekitar 35 juta tahun.
Koordinator Georesearch Plosodoyong Field Camp Priharjo Sanyoto menjelaskan, bahwa kehadiran pihaknya adalah untuk melakukan kajian secara ilmiah terkait dengan asal usul lokasi Watu Gendong. Sehingga tidak berdasarkan atas cerita yang berkembang di masyarakat selama ini.
Upaya kajian ilmiah pun dilakukan dengan melibatkan sejumlah peneliti dari berbagai wilayah seperti Sragen, Jawa Tengah hingga Aceh. Menurutnya, penelitian telah berlangsung sejak beberapa tahun lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penelitian sudah dimulai 2016, tapi sempat terhenti dan dilanjutkan sekarang ini. Penelitian ini untuk memastikan bahwa ada jejak gunung api purba (di Watu Gendong)," katanya saat dihubungi wartawan, Sabtu (15/1/2022).
![]() |
Dari hasil sementara penelitian tersebut, dia menyebut jika situs Watu Gedong menjadi salah satu peninggalan aliran piroklastik berupa struktur bebatuan. Selain itu, ada juga peninggalan lain berupa lava berlapis yang berada di aliran sungai tak jauh dari situs yabg sekarang dikembangkan menjadi destinasi wisata bagi masyarakat sekitar.
"Hasil kajian awal, ada bekas gunung api purba pada masa oligosen dengan usia sekitar 35 juta tahun yang lalu. Yang jelas letak gunung ini pada waktu masih aktif berada di dalam laut," katanya.
Kendati demikian, untuk memastikan hal tersebut pihaknya masih terus melakukan penelitian hingga bulan depan. Apalagi, hingga sekarang tim peneliti belum menemukan fosil.
"Penelitian masih berlangsung dan diperkirakan selesai di akhir Februari. Semua itu untuk mengetahui pasti informasi lengkap tentang gunung api purba ini yang dilengkapi dengan kajian secara ilmiah," ujarnya.
Perlu diketahui, kata Watu Gendong sendiri merupakan bahasa Jawa yang memiliki arti batu yang digendong. Masyarakat setempat meyakini batu-batu tersebut berasal dari Gunung Merapi yang dibawa dengan cara digendong. Oleh sebab itu masyarakat menamai lokasi ini Watu Gendong.
![]() |
Salah seorang pengunjung bernama Wira (31) mengaku baru pertama kali mengunjungi Watu Gendong. Wira menilai yang membuatnya tertarik adalah bebatuan yang berada di Watu Gendong, mengingat ukurannya sangat besar.
"Baru pertama kali ini, niatnya mau ke Gunung Gambar tapi lewat tadi kok ada ini (Waru Gendong) terus mampir. Kalau menurut saya bagus ya, masih natural dan tidak banyak yang diubah-ubah," ucapnya kepada detikcom, Sabtu (13/11/2021) sore.
Selain itu, dia menilai fasilitas di Watu Gendong terbilang lengkap. Namun, dia menyayangkan kurang terawatnya lokasi tersebut karena masih banyak ditemukan sampah khusunya di sekitar bebatuan.
"Untuk fasilitas oke, ada toilet, ada musala dan ada Wi-Fi yang gratis juga tadi. Nah, sayangnya kurang perawatan saja. Tapi itu mungkin karena Corona kemarin juga yang membuat sepi pengunjung, padahal tempat ini bisa jadi lebih bagus lagi kalau terawat," ujarnya.
(sym/sym)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan