Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno memuji kreativitas wahana di Teras Kaca, Ngopi in the Sky. Tetapi, dia mengingatkan keselamatan adalah faktor utama.
Pembangunan wahana Ngopi In The Sky di Gunungkidul, Yogyakarta menjadi pro dan kontra. Tempat ngopi di angkasa itu disokong crane, yang merupakan alat angkut barang, bukan orang.
Sandiaga menyebut ide untuk membuat tempat ngopi tidak biasa itu merupakan langkah inovatif. Tetapi, modal tersebut tidak cukup untuk menjamu wisatawan. Diperlukan sertifikasi keamanan dan CHSE alias penerapan protokol kesehatan yang berbasis pada Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan) nya bisa diterapkan dengan baik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dan, justru pemerintah harus mendampingi agar dua faktor utama tersebut bisa diterapkan.
"Ngopi in the Sky menjadi trigger, menjadi pemicu, yang saya yakin berdampak positif jika sertifikasi keamanannya CHSE-nya bisa dilakukan dengan baik," kata Sandiaga, Minggu (9/1/2022).
"Ini adalah langkah langkah inovatif yang perlu pemerintah apresiasi. Memang ada beberapa rekan saya, seperti Roy Suryo yang mengkhawatirkan keamanannya, tentu ini perlu kita bantu fasilitasi agar kekhawatiran ini bisa dimitigasi dengan SOP keamanan yang betul betul teruji dan handal," kata dia.
Hal ini juga bisa mendorong masyarakat untuk menjelajahi wisata di negeri sendiri. Apalagi, Yogyakarta memiliki banyak destinasi yang kaya akan budaya dan alam.
"Ini tentunya akan membangkitkan ekonomi lokal," kata Sandiaga.
Sandiaga menuturkan adaptasi masyarakat setempat menjadi penting, apalagi Jakarta dan Yogyakarta sebagian besar sudah terhubung melalui jalur jalan tol. Ini akan mencetak beberapa peluang jika atraksi wisata baru hadir di Gunungkidul.
"Ini juga menurut saya salah satu cara kita memahami kebutuhan rakyat sekarang yang membutuhkan pariwisata untuk kelas menengah ke bawah atau mid to the bottom of the pyramid, bahwa kita tata kembali program ekonomi yang lebih merakyat semakin menjangkau mereka yang membutuhkan, dan distribusi peluang dan distribusi sumber daya lebih itu terasa adil dan merata," kata Sandiaga.
Menurutnya, Ngopi In The Sky memahami kebutuhan rakyat yang ingin segera keluar dari pandemi. Ini merupakan atraksi pariwisata yang unik dan menarik.
"Ini juga bisa menjadi katalisator supaya pemerataan dan pengembangan sektor parekraf di daerah, khususnya Gunung Kidul dan provinsi DIY," kata Sandiaga.
(elk/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol