Kasus varian Omicron terus naik. Ternyata salah satu penyumbangnya ialah wisatawan yang habis pulang dari luar negeri.
Dari 748 kasus varian Omicron di Indonesia, 569 di antaranya adalah kasus impor dari pelaku perjalanan luar negeri. Arab Saudi menjadi negara yang paling banyak menyumbang kasus impor.
"Kedua, Turki, yang umumnya adalah wisatawan," kata juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi, dalam simposium 'Combating COVID-19 Pandemic without Boundaries', Minggu (16/1/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain mencatat 569 kasus impor, Kemenkes juga mencatat 155 kasus konfirmasi positif varian Omicron dari transmisi lokal. Sementara itu, sebanyak 24 kasus lain masih dalam penyelidikan epidemiologis.
"Kasus probable saat ini kurang lebih 1.800 kasus," kata dr Nadia.
Gejala varian Omicron, menurut dr Nadia, masih didominasi keluhan ringan-sedang. Termasuk di antaranya keluhan batuk-pilek yang umumnya akan sembuh dengan sendirinya.
Negara penyumbang kasus impor Omicron terbanyak di Indonesia:
Arab Saudi
Turki
Amerika Serikat
Malaysia
Uni Emirate Arab
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan memperkirakan puncak kasus Omicron terjadi pada awal Februari mendatang. Pemerintah menyiapkan sejumlah strategi menghadapi ancaman Omicron.
Luhut sebelumnya menyampaikan prediksi puncak kasus Omicron terjadi pada awal Februari mendatang. Hal tersebut berdasarkan hasil pengamatan terhadap pengalaman negara lain, di mana varian Omicron mencapai puncaknya dalam kisaran waktu 40 hari, lebih cepat daripada varian Delta.
"Untuk kasus Indonesia, kita perkirakan puncak gelombang karena Omicron akan terjadi pada awal Februari," kata Luhut seperti dilansir Antara, Selasa (11/1/2022).
Meski begitu, kata Luhut, sebagian besar kasus yang terjadi berpotensi bergejala ringan. Jadi pemerintah menyiapkan strategi yang berbeda dengan penanganan varian Delta. Luhut, yang juga Koordinator PPKM Jawa Bali, menegaskan kondisi Indonesia saat ini jauh lebih siap dalam menghadapi potensi gelombang varian Omicron.
Kesiapan itu didukung oleh tingkat vaksinasi yang sudah lebih tinggi, kapasitas pengetesan dan pelacakan yang jauh lebih tinggi, hingga sistem kesehatan yang jauh lebih siap baik dalam hal obat-obatan, tempat tidur rumah sakit, tenaga kesehatan, oksigen, dan fasilitas isolasi terpusat.
Simak Video 'DPR Minta Pemerintah Gencarkan Sosialisasi Soal Omicron':
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!