Pertimbangkan Lagi buat Liburan ke Turki, Angka Covid-19 Catat Rekor Nih

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pertimbangkan Lagi buat Liburan ke Turki, Angka Covid-19 Catat Rekor Nih

Femi Diah - detikTravel
Rabu, 12 Jan 2022 13:43 WIB
NEVSEHIR, TURKEY - APRIL 17:  A young girl runs through a section of an underground city on April 17, 2016 in Nevsehir, Turkey. Cappadocia, a historical region in Central Anatolia dating back to 3000 B.C is one of the most famous tourist sites in Turkey. Listed as a World Heritage Site in 1985, and known for its unique volcanic landscape, fairy chimneys, large network of underground dwellings and some of the best hot air ballooning in the world, Cappadocia is preparing for peak tourist season to begin in the first week of May.  Despite Turkeys tourism downturn, due to the recent terrorist attacks,  internal instability and tension with Russia, local vendors expect tourist numbers to be stable mainly due to the unique activities on offer and unlike other tourist areas in Turkey such as Antalya, which is popular with Russian tourists, Cappadocia caters to the huge Asian tourist market.  (Photo by Chris McGrath/Getty Images)
Ilustrasi wisata Turki (Getty Images/Chris McGrath)
Jakarta -

Turki mencatat 74.266 kasus baru COVID-19 dalam tempo 24 jam. Itu merupakan jumlah kasus harian tertinggi selama pandemi di negara itu.

Dikutip dari Reuters, data itu dilaporkan pada Selasa (11/1/2022). Lonjakan kasus COVID-19 itu mendorong menteri kesehatan Turki Fahrettin Koca untuk memperingatkan warga akan bahaya yang ditimbulkan oleh virus Corona varian Omicron.

"Ketika jumlah kasus varian Omicron menjadi dominan, Omicron akan menjadi sumber bahaya bagi mereka yang berada dalam kelompok berisiko dan dapat menyebabkan kematian di antara orang tua dan orang yang sakit kronis," kata Menteri Kesehatan Fahrettin Koca pada laman Twitter.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Data kementerian kesehatan Turki mencatat 137 kematian terkait virus Corona pada Selasa (11/1).

Pada akhir Desember 2021, kasus harian COVID-19 di Turki mencapai sekitar 20.000 orang.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa mengatakan COVID-19 varian Omicron bakal menginfeksi lebih dari separuh warga Eropa, tetapi sebaiknya jangan dulu dianggap sebagai penyakit endemis seperti flu.

Direktur WHO untuk Eropa Hans Kluge menyebut Eropa mencatat lebih dari 7 juta kasus baru pada pekan pertama 2022, dua kali lipat lebih dari periode dua pekan.

"Pada tingkat ini, Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) memperkirakan bahwa lebih dari 50 persen populasi di kawasan tersebut akan terinfeksi Omicron dalam 6-8 pekan ke depan," kata Kluge, merujuk pada pusat penelitian di Universitas Washington.

Sebanyak 50 dari 53 negara di Eropa dan Asia Tengah melaporkan kasus varian Omicron yang lebih mudah menular tersebut.

Namun, muncul bukti bahwa varian Omicron mempengaruhi saluran pernapasan atas ketimbang paru-paru, sehingga menyebabkan gejala yang lebih ringan dari varian sebelumnya.

Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno sudah wanti-wanti agar masyarakat menahan diri untuk tidak liburan ke luar negeri.

Sebabnya, saat ini terjadi peningkatan kasus Omicron di Indonesia. Sampai hari Sabtu (8/1/2022) terdapat 414 orang yang positif Omicron. Nah, Turki dan Arab Saudi menjadi dua negara yang menyumbang kasus varian Omicron tertinggi di Indonesia.

"Dari 414 orang, sebanyak 31 orang dengan kasus transmisi lokal. Sisanya merupakan pelaku perjalanan luar negeri. Selain itu, kebanyakan yang terinfeksi varian Omicron adalah mereka yang sudah divaksinasi lengkap," kata Sandi beberapa waktu lalu.




(fem/ddn)

Hide Ads