Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno sangat mengapresiasi para pemandu wisata atau pramuwisata. Saat hadir di Munas VII Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), Sandiaga berseloroh bahwa dirinya ingin menjadi pramuwisata.
"Pramuwisata menjadi profesi yang saya inginkan setelah saya tidak aktif lagi," ucap Sandiaga.
Entah setengah bercanda atau serius, Sandiaga menyatakan bahwa dirinya ingin ikut sertifikasi kompetensi di LSP yang ditunjuk. "Pramuwisata merupakan profesi yang memberikan kebahagiaan untuk orang," begitu alasannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain bisa memberikan informasi menarik mengenai pariwisata, dari sisi penghasilan, gaji seorang pramuwisata cukup menggiurkan. Dalam kondisi normal sebelum pandemi, penghasilan yang diterima bisa 5-6 kali UMR.
"Karena kami harus punya sertifikat dan lain-lain. Untuk gaji sebelum pandemi saja, pramuwisata Jakarta saja bisa dapat 5-6 kali gaji UMR," ujar Ketua Munas VII HPI Indra Diwangkara, yang juga adalah seorang pramuwisata Jakarta.
Indra sendiri bercerita bahwa di masa-masa awal, dirinya menganggap pramuwisata sebagai pekerjaan sampingan. Namun semakin didalami, ternyata dirinya semakin mencintai pekerjaan tersebut.
Paket Wisata yang Diminati saat Pandemi
Sementara itu di masa pandemi sektor pariwisata harus jatuh bangun. Meski demikian, bukan hanya kisah sedih, ada juga lho tren wisata yang justru laku saat tengah pandemi.
"Yang sekarang laku itu walking tour," ucap Indra.
Walking tour adalah kegiatan berwisata dengan berjalan kaki. Indra mengatakan bahwa ini justru kebalikan dari sebelum pandemi. Kegiatan walking tour disebut sebagai hiburan yang paling laku.
"Paling laku, karena enggak cuma foto-foto tapi juga story telling dan insight dari tempat wisata," jelasnya.
Ada banyak tempat yang biasa dikunjungi saat walking tour sangat beragam. Jakarta sendiri punya 36 rute, dengan konsep city tour. "Ada yang ke Kota Tua, Monas dan lain-lain," kata Indra singkat.
![]() |
Selama satu minggu, biasanya ada 200-300 orang yang mendaftar untuk bisa ikut walking tour. Pandemi COVID membuat walking tour sedikit ketat, sehingga batasnya hanya 40 orang sekali jalan.
"Kita ada paket Rp 500 ribu per 10 orang, jadi seorang bayar Rp 50 ribu saja, ini laku banget," jawabnya.
Tak hanya walking tour, para pemandu juga melakukan jalan-jalan virtual. Mau tak mau para pramuwisata harus menerima digitalisasi tanpa kenal umur. "Lewat munas ini kita mau sesuaikan, kita mau pramuwisata naik kelas tidak hanya cuap-cuap dan dianggap sebagai pekerjaan profesional," jelasnya.
(bnl/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol