Atas desakan pengusaha, Jepang kembali memangkas waktu karantina. Kini akan jadi seminggu atau bisa lebih cepat.
Jepang kembali akan mengurangi masa karantina dari 10 menjadi tujuh hari bagi kontak erat pasien COVID-19. Rencana itu diumumkan oleh Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada Jumat (28/1).
Keputusan itu diambil di tengah gelombang keenam pandemi di seluruh negeri yang disebabkan varian Omicron yang sangat menular. Pada hari Jumat, otoritas Jepang mencatat 81.811 kasus baru, dengan di Tokyo saja tercatat ada 17.631 kasus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PM Fumio mengatakan keputusan itu dibuat berdasarkan pendapat para ahli dan bukti ilmiah baru. Dia juga bilang bahwa Jepang harus menyeimbangkan antara menekan infeksi COVID-19 dan menjaga aktivitas di masyarakat.
Masa karantina di Jepang untuk pegawai esensial di area pengobatan medis, kepolisian, penitipan anak dan perawatan khusus lansia akan dipersingkat dari enam hari saat ini menjadi lima hari dengan menggunakan kombinasi dua tes COVID-19, kata PM.
Ya, pada 14 Januari lalu pemerintah Jepang mengurangi masa karantina dari 14 menjadi 10 hari. Namun, pelaku sektor usaha meminta pengurangan lebih lanjut terkait karakteristik varian baru.
Menurut Institut Nasional untuk Penyakit Alergi dan Menular Jepang, kemungkinan untuk muncul gejala varian Omicron kurang dari satu persen pada hari ke-10 setelah terpapar virus, dibanding dengan lima persen pada hari ke tujuh.
Simak juga 'Omicron Menyebar Cepat, PM Jepang Umumkan Fokus Perawatan Dalam Negeri':
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!