Airbus dan Korea Selatan sepakat dengan pengembangan pesawat bertenaga hidrogen. Semua hal yang perlu disiapkan telah disepakati, mulai dari hulu hingga hilirnya.
Dalam siaran resminya, Sabtu (12/2/2022), Airbus, perusahaan gas industri Air Liquide Korea, maskapai Korean Air, dan Incheon International Airport Corporation telah menandatangani nota kesepahaman (MOU) untuk menjajaki penggunaan hidrogen di Bandara Incheon, Seoul.
Kerja sama ini juga akan mempelajari pengembangan sebuah infrastruktur di bandara domestik Korea untuk mendukung penggunaan pesawat komersial bertenaga hidrogen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemitraan ini mencerminkan sebuah tujuan bersama untuk mendorong munculnya inovasi di sektor penerbangan, guna mendukung pemerintah Korea mencapai kenetralan karbon pada tahun 2050.
"Ke depannya, ekosistem dirgantara Korea perlu beradaptasi dengan bahan bakar dan jalur distribusi baru. Airbus dan mitranya perlu menjaga koordinasi diantara mereka untuk memastikan kesiapan kami," kata Anand Stanley, presiden Airbus Asia-Pasifik.
"Dengan MOU ini, Airbus akan menyediakan informasi mengenai karakteristik tata operasi darat untuk pesawat bertenaga hidrogen, karakteristik pesawatnya dan penggunaan bahan bakarnya," terang dia.
"Kami akan bersama sama mempersiapkan peta jalan untuk pengembangan penggunaan hidrogen untuk pertama kalinya di dalam dan di sekitar Bandara Incheon, kemudian menyiapkan beberapa skenario untuk mendukung pengembangan ekosistem hidrogen yang terhubung dengan bandara-bandara lainnya di Korea," tegas dia.
Kerjasama ini juga akan difokuskan pada penelitian yang ditujukan untuk mendefinisikan dan mengembangkan infrastruktur untuk bahan cair yang diperlukan di Bandara Incheon dalam mempersiapkan kedatangan pesawat bertenaga hidrogen yang pertama.
Setiap pihak akan menggunakan keahlian komplementer mereka untuk memetakan peluang dari pemanfaatan hidrogen, serta mendukung upaya dekarbonisasi industri penerbangan.
Air Liquide akan menggunakan keahliannya dalam penguasaan keseluruhan rantai nilai hidrogen (produksi, likuefaksi, penyimpanan, dan distribusi), terutama terkait pasokan hidrogen cair. Sementara, Korean Air akan menyediakan keahliannya dalam tata operasi daratnya serta tata kelola dan operasi penerbangannya.
Terakhir, Incheon International Airport Corporation akan menyiapkan proyeksi rencana pengembangan bandara, lengkap dengan karakteristik lalu lintas udara dan distribusi antar terminal.
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol