Sudah Vaksin dan Tidak Ada Komorbid, Boleh Jalan-Jalan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Sudah Vaksin dan Tidak Ada Komorbid, Boleh Jalan-Jalan

Tim detikcom - detikTravel
Selasa, 15 Feb 2022 06:42 WIB
Rapat Koordinasi Nasional Percepatan Pengembangan Lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas Tahun 2021” yang diselenggarakkan Kemenkomarves, Rabu (1/12/2021).
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan (Kemenparekraf)
Jakarta -

Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan membolehkan sejumlah golongan masyarakat untuk jalan-jalan tanpa kekhawatiran di tengah pandemi Covid-19. Kelompok mana saja?

Luhut mengaitkan kebijakan itu dengan risiko meninggal dunia kasus Covid-19. Luhut bilang 60 persen pasien meninggal akibat Corona varian Omicron merupakan orang-orang yang belum divaksinasi. Selain itu, dia menyebut pasien meninggal banyak dari orang dengan penyakit penyerta atau komorbid dan lanjut usia.

Nah, warga yang bisa menjalani aktivitas di tempat umum, termasuk berwisata, adalah mereka yang tidak memiliki riwayat penyakit penyerta atau komorbid. Selain itu, hanya mereka yang sudah divaksinasi Covid-19.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau memang dia sudah vaksin, sudah dua kali, sudah booster, tidak ada komorbid ya jalan-jalan saja. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan berlebihan," kata Luhut dalam konferensi pers yang disiarkan secara daring melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (14/2/2022).

Luhut menilai program vaksinasi Covid-19 di Indonesia telah menunjukkan hasil yang signifikan. Salah satunya dibuktikan dengan rendahnya warga yang mengalami perburukan gejala saat terinfeksi Covid-19 selama gelombang varian Omicron ini.

ADVERTISEMENT

Menteri yang juga menjabat sebagai Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali itu sekaligus berpesan agar masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan 5M, di antaranya yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas.

"Jadi kita belum ada lihat pengetatan lagi, justru pelonggaran-pelonggaran yang kita lakukan, tapi dengan monitoring yang ketat," ujarnya.

Ia mengatakan hal itu berdasarkan data studi dari luar negeri yang mengonfirmasi menurunnya tingkat kematian karena Covid-19.

"Pada pertengahan 2020, Covid-19 dideteksi 13 kali mematikan dari flu biasa. Namun, pada awal 2022 ini, omicron diprediksi hanya dua kali lebih mematikan dari flu. Jadi omicron hanya dua kali lebih parah dari penyakit flu," kata Luhut.




(fem/fem)

Hide Ads