Welcome d'travelers !

Ayo share cerita pengalaman dan upload photo album travelingmu di sini. Silakan Daftar atau

ADVERTISEMENT

Rabu, 16 Feb 2022 16:30 WIB

TRAVEL NEWS

Hotel di Lombok Naikkan Tarif Suka-suka Jelang MotoGP Mandalika?

Foto udara kompleks salah satu hotel di Kuta Beach Park the Mandalika, Praya, Lombok Tengah, NTB, Selasa (14/9/2021). Di kawasan lingkar sirkuit Mandalika terdapat sejumlah penginapan berbagai tipe mulai dari tipe penginapan yang murah berjenis homestay dengan tarif berkisar mulai Rp55 ribu hingga Rp700 ribuan per malam dan tipe penginapan yang premium seperti hotel-hotel berbintang dengan kisaran tarif lebih mahal mulai dari Rp800 ribuan hingga Rp3 jutaan per malamnya. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/aww.
Foto: Sirkuit Mandalika (ANTARA FOTO/AHMAD SUBAIDI)
Jakarta -

Tersiar kabar mengenai hotel di Lombok yang diam-diam menyembunyikan slot kamar demi menaikkan tarif menjelang MotoGP Mandalika. Namun, PHRI menuturkan untuk jangan menyalahkan hotel terlebih dahulu.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, lewat Instagramnya, meminta seluruh pengelola hotel di kawasan Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB) tidak menyembunyikan kamar dengan maksud menaikkan tarif inap.

Itu demi terciptanya kolaborasi seluruh pihak untuk menyukseskan MotoGP Mandalika yang dihelat mulai 18-21 Maret 2022 di Sirkuit Mandalika.

Wasekjen PHRI, Maulana Yusran, mempertanyakan komentar Sandiaga. Dia bilang tidak ada alasan hotel menyembunyikan kamar. Menurutnya, jika ada tamu yang mau memesan hotel tentu akan diberikan.

"Apapun yang dikatakan hotel ngumpetin harga yang pertanyaan besar bagi industri hotel ngapain ngumpetin harga kalau emang ada konsumen mau beli kan dia jual," kata Maulana.

"Logikanya di situ, yang harus didasari karena konsumen yang datang ke hotel di Mandalika itu kan kesempatan pertama, bukan kesempatan kedua. Seperti kita membeli roti muter-muter sana sini kan tidak seperti itu," dia menambahkan.

Selanjutnya, Maulana menuturkan bahwa tarif kamar hotel bersifat dinamis. Kenaikan bisa terjadi di high season. Bukan hanya di Mandalika, tetapi berlaku di manapun.

"High season itu biasanya ditambah source charge-nya atau dan seterusnya. Jadi, dia punya publish rate dulu. Kalau di low season dia bisa diskon sampai 50-60%. Nah, kalau di high season yang terjadi di Mandalika tentunya kembali ke publish rate, publish rate itu bisa ditambah dengan additional surcharge dari 0-100," tuturnya.

"Jadi, bukan hotel itu ngumpetin harga atau ngumpetin kamar seperti yang disampaikan," kata Maulana.

Lalu, industri hotel juga bukan hanya dimainkan oleh hotel sebagai pemilik kamar, namun juga agen travel. Agen travel bisa membeli kamar di awal, sehingga hotel tidak bisa menjualnya.

"Mereka (travel agent) punya allotmen-nya di sana yang enggak bisa kita jual. Itu kalau mau beli, ya harus ke travel agent yang bersangkutan. Jadi, jangan buru buru menyalahkan hotel nya coba tanyakan yang lain," dia menambahkan.



Simak Video "Kekayaannya Naik Jadi Rp 10,9 T, Ini 6 Perusahaan Milik Sandiaga Uno"
[Gambas:Video 20detik]
(elk/fem)
BERITA TERKAIT
BACA JUGA