Sempat terjadi perdebatan soal tarif akomodasi yang mahal jelang MotoGP Mandalika, pemerintah NTB akhirnya menetapkan tarif batas atas. Ini diberlakukan sesuai zonasi.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan, saat ini sudah ada Peraturan Gubernur NTB Nomor 9 Tahun 2022 yang mengatur Penyelenggaraan Usaha Jasa Akomodasi. Pergub ini mengatur tarif batas atas dan tarif batas bawah akomodasi dalam rangka menyambut gelaran event internasional MotoGP 2022 pada Maret mendatang.
"Pergub tersebut diterbitkan untuk menciptakan suasana yang baik bagi citra pariwisata terutama untuk mewujudkan kepastian bagi masyarakat soal harga hotel dan memberikan kesempatan yang sama bagi masyarakat untuk bisa menyaksikan gelaran MotoGP," kata Sandiaga dalam pernyataan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sandiaga menjelaskan, dalam Pergub itu, tarif batas atas dibagi dalam tiga zonasi. Zona area sekitar tempat acara berlangsung, hotel, dan penginapan diizinkan menaikkan tarif maksimal 3 kali lipat dari harga normal.
Kemudian zona lebih luar, kenaikannya diperbolehkan maksimal 2 kali lipat dari harga normal. Sedangkan zona terjauh diperbolehkan menaikkan tarif sebesar 1 kali lipat dari harga normal.
Lebih lanjut, dijelaskan pula bahwa kenaikan ini harus dibarengi dengan peningkatan kualitas pelayanan, pengembangan atraksi, dan paket wisata.
Sementara itu, untuk tingkat keterisian akomodasi, Kepala Dinas Pariwisata NTB Yusron Hadi mengatakan hotel-hotel di Mandalika, Mataram, dan Senggigi sudah penuh.
Penginapan yang masih tersedia berada di Gili Trawangan, Gili Meno, Gili Air, dan desa-desa wisata. Selain itu, pemerintah pusat dalam hal ini Kemenparekraf dan KemenPUPR juga 98 sarhunta untuk membantu ketersediaan akomodasi.
"Kemenparekraf bekerjasama dengan pemerintah daerah NTB tengah merancang paket perjalanan yang sudah mencakup penginapan, konsumsi, dan transportasi berupa shuttle kapal dan bus, dan tiket menonton MotoGP, dengan harga Rp 1,5 juta," ujar Sandiaga.
"Dengan adanya paket perjalanan seperti ini, bisa meredam terjadinya lonjakan harga yang tidak realistis yang dapat menurunkan citra pariwisata Indonesia di mata dunia," katanya.
(pin/ddn)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan