The World Monuments Watch merilis 25 situs dunia yang terancam punah. Kenapa bisa situs-situs tersebut berada di dalam ancaman kepunahan di era modern?
Tahun ini, International Council on Monuments and Sites (ICOMOS) sebuah organisasi yang juga masuk dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO dan sekelompok ahli warisan independen dari seluruh dunia menyaring lebih dari 225 nominasi sebelum merilis daftar untuk tahun 2022.
Sebanyak 25 situs yang tersebar di puluhan negara, termasuk Indonesia menjadi perhatian organisasi dunia ini. Timbul pertanyaan, kenapa semakin banyak situs dunia terancam punah padahal kita hidup di era modern?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam website resminya, The World Monuments Watch merinci 4 tantangan global yang membawa situs sejarah dan budaya ke dalam kehancuran.
1. Perubahan iklim
Karena pemanasan global terus meningkat, metode inovatif serta penguatan pengetahuan tradisional diperlukan untuk mengurangi dampaknya terhadap tempat-tempat warisan dan membantu masyarakat beradaptasi. Terlihat nyata sekali bukan, bahwa iklim berperan penting juga terhadap situs budaya?
Salah satu situs yang tahun ini yang disorot adalah Kastil Hurst, sebuah benteng bersejarah di pantai selatan Inggris yang sebagian runtuh setelah badai pada tahun 2021. WMF mengatakan masuknya kastil ke daftar pengawasan dapat membantu menarik perhatian pada dampak perubahan iklim di pesisir.
2. Kurang menonjol
Ketidaksetaraan dalam warisan mengakibatkan pengawasan dan pengabaian di banyak tempat penting. Langkah selanjutnya yang diperlukan adalah memperkuat narasi yang menceritakan kisah kemanusiaan yang lebih bertekstur, adil dan lengkap. Hingga ujungnya situs tersebut kembali mendapat sorotan lebih.
Salah satu yang terimbas adalah Kota Kuno Abydos di Mesir yang sangat jarang dikunjungi turis padahal sangat penting secara budaya.
3. Pariwisata yang tidak seimbang
Overtourism ke tempat-tempat warisan dunia sering mengesampingkan atau mengganggu komunitas lokal dan cara hidup mereka. Solusinya perlu sekali strategi pariwisata berkelanjutan untuk mengkalibrasi ulang dampak pariwisata dan memastikan hasil yang adil bagi masyarakat lokal.
Sebagai contoh adalah taman arkeologi Teaotihuacan Meksiko yang memang populer. Namun World Monuments Fund memasukkan situs tersebut dalam daftar 2022 dan menyoroti bagaimana popularitas Teaotihuacan tidak berimbas kepada penduduk setempat secara ekonomi.
4. Pemulihan Krisis
Konflik bersenjata, bencana alam, dan jenis perusakan lainnya dapat menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada situs warisan dan masyarakat. Adapun cara penyelamatannya adalah membangun ketahanan dan meregenerasi tatanan sosial di tempat-tempat yang terkena dampak krisis dengan melibatkan partisipasi masyarakat.
Contohnya adalah Warisan Beirut di Lebanon rusak karena ledakan tahun 2020. Juga Pusat kota bersejarah Benghazi di Libya yang dilumpuhkan oleh konflik yang berkelanjutan juga masuk dalam daftar tahun ini.
(sym/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!