Presiden Baru Terpilih, Warganet Korsel Malah Mau Pindah Negara

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Presiden Baru Terpilih, Warganet Korsel Malah Mau Pindah Negara

Putu Intan - detikTravel
Selasa, 15 Mar 2022 07:45 WIB
Supporters of Yoon Suk Yeol, the presidential candidate of the main opposition People Power Party, wait for his arrival during a presidential election campaign in Seoul, South Korea, Tuesday, Feb. 15, 2022. Candidates kicked off official campaign on Tuesday for South Koreas presidential election on March 9. (AP Photo/Ahn Young-joon)
Foto: AP/Ahn Young-joon
Jakarta -

Terpilihnya Yoon Sukyeol sebagai presiden baru Korea Selatan rupanya menuai reaksi negatif dari masyarakat. Warganet Korsel sampai ingin pindah ke Kanada.

Beberapa saat setelah perolehan Yoon Sukyeol dinyatakan unggul dalam pemilu tanggal 9 Maret 2022, warganet Korsel mencurahkan kekecewaan mereka di Twiiter. Topik mengenai bermigrasi ke Kanada menjadi trending.

Dilansir dari Insider, situs analisis Twitter yakni GetDayTrends melaporkan ada hampir 16.000 tweet tentang imigrasi ke Kanada. Kanada sendiri cukup populer sebagai negara tujuan karena membuka kesempatan kerja yang lebih luas dengan lingkungan sosial yang lebih kondusif bagi imigran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya harus belajar bahasa Inggris dan menabung untuk pindah ke Kanada. Saya tidak bisa tinggal di tempat bodoh ini lagi," kata salah satu akun Twitter.

"Ayo lakukan yang terbaik, ayo pindah, ayo bertemu di Kanada atau negara lainnya. Dalam protes kita, ayo bertemu," ujar akun lainnya.

ADVERTISEMENT

Tweet itu mengingatkan pada saat pemilihan presiden Amerika Serikat 2016, di mana Donald Trump terpilih dan membuat masyarakat AS ingin pindah ke Kanada. Saking tingginya minat masyarakat saat itu, situs web imigrasi Kanada sampai tak bisa diakses.

Warganet menyebut Yoon Sukyeol in seperti Donald Trump. Ini karena Sukyeol memiliki janji kampanye yang kontroversial, salah satunya membubarkan Kementerian Kesetaraan Gender dan Keluarga. Menurutnya, perempuan di Korea Selatan tidak menderita diskriminasi gender sistematik.

Selain itu, selama kampanye ia juga membuat serangkaian kesalahan, termasuk memuji mantan diktator Korea Selatan, meremehkan pekerja kasar dan orang Afrika.

Yoon Sukyeol juga akan bersikap tegas pada Korea Utara dan memperkuat hubungan dengan Amerika Serikat serta Jepang. Ia bahkan tak segan menyebut pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un sebagai anak laki-laki kasar.

Sukyeol sendiri merupakan mantan jaksa agung yang tak punya pengalaman politik. Ia mengalahkan kandidat dari partai liberal yakni Lee Jaemyung.




(pin/fem)

Hide Ads