Rusia memberikan sanksi kepada beberapa negara dengan melarang memasuki wilayah udaranya. Jadi salah satunya, Jepang agak kerepotan.
Dilansir dari Independent, negeri sakura mengaktifkan kembali penerbangan internasional. Tapi, karena sanksi yang diberikan kepada Rusia, penerbangan ke Eropa jadi ribet.
Penerbangan Jepang-London biasanya memakan waktu 11 jam. Sebagian besar waktunya dihabiskan melewati Rusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tetapi invasi Rusia ke Ukraina membuat wilayah udara banyak negara ditutup untuk Rusia dan Rusia pun mengambil langkah serupa dengan menutup penerbangan dari negara lain. Jepang pun harus memutar untuk menghindari wilayah Rusia. Jalur yang ditempuh adalah lewat utara bumi.
Kini penerbangan London-Jepang akan memakan waktu lebih dari 15 jam. Karena, pesawat harus melewati Outer Hebrides, Skotlandia, Islandia, Greenland, Arktik, Kanada dan Alaska.
Jalur penerbangan ini berada dalam jarak 900 mil dari Kutub Utara. Ketika berada di Samudra Pasifik, antara Alaska dan Jepang, penumpang akan dikendalikan oleh batas penanggalan internasional (IDL). Sehingga mereka akan kehilangan satu hari perjalanan ke ibu kota Jepang.
Japan Airlines (JAL) masih terbang melalui jalur lama hingga 2 Maret lalu. Penerbangan itu takeoff pukul 19 dari London Heathrow ke Tokyo Haneda.
Rute tercepat antara London dan Tokyo kurang dari 6.000 mil. Secara teratur ditempuh dalam waktu kurang dari 11 jam.
Kini maskapai tersebut terpaksa menghindari wilayah udara Rusia. Imbasnya, perjalanan menjadi lebih panjang setidaknya 1.800 mil dengan waktu tempuh ekstra empat jam.
Jalur penerbangan normal melintasi Skandinavia dan lalu mengikuti pantai utara Rusia sekitar 2.000 mil sebelum berbelok ke selatan dan melintasi Siberia dan Laut Jepang. Pesawat memanfaatkan arus jet yang ada, memungkinkannya mencapai rata-rata kecepatan hampir 550mph.
Simak Video 'Elon Musk Tantang Putin Duel Pertaruhkan Ukraina':
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum