Welcome d'travelers !

Ayo share cerita pengalaman dan upload photo album travelingmu di sini. Silakan Daftar atau

ADVERTISEMENT

Senin, 21 Mar 2022 12:40 WIB

TRAVEL NEWS

Taliban Ganti Bendera Afghanistan Jadi Bendera Tauhid Putih

Tim detikcom
detikTravel
A Taliban flag flies in the main square of Kunduz city after fighting between Taliban and Afghan security forces, in Kunduz, Afghanistan, Sunday, Aug. 8, 2021. Taliban fighters Sunday took control of much of the capital of northern Afghanistans Kunduz province, including the governors office and police headquarters, a provincial council member said. (AP Photo/Abdullah Sahil)
Foto: Ilustrasi (AP/Abdullah Sahil)
Kabul -

Pemerintah Taliban akan mengganti bendera nasional Afghanistan jadi bendera Tauhid berwarna putih. Penggunaan bendera nasional sebelumnya akan dilarang.

Dikutip dari Sputnik News, Senin (21/3/2022), rezim Taliban mengeluarkan sebuah dekrit yang melarang penggunaan bendera nasional Afghanistan yang terdiri dari tiga warna. Mereka akan mengganti bendera itu dengan bendera Emirat Islam berwarna putih.

Dalam dekrit itu, seluruh badan pemerintah Afghanistan, baik di dalam dan di luar negeri, harus menggunakan bendera baru Afghanistan yakni bendera Tauhid berwarna putih.

Bendera itu bertuliskan kalimat syahadat yang ditulis tinta hitam berlatar belakang putih, dengan tulisan bahasa Arab 'La Ilaaha Illallah Wa Asyhaduanna Muhammadarrasulullah' yang artinya "Tidak ada Tuhan selain Allah, dan Muhammad utusan Allah."

Dalam dekrit itu, pemerintah Taliban juga melarang para pejabatnya menggunakan bendera Afghanistan yang lama yang berwarna hitam, merah, dan hijau.

Taliban sendiri berhasil menguasai Afghanistan sejak Agustus 2021. Kelompok tersebut kemudian membentuk pemerintahan interim yang dipimpin oleh Mohammad Hasan Akhund sebagai perdana menteri.

Akhund sempat menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Taliban kala kelompoknya itu menguasai Afghanistan pada periode tahun 1996-2001.

Kala itu, Taliban dikenal dengan kepemimpinan mereka yang mengartikan hukum Islam secara ketat dan keras. Hingga kini, mayoritas negara di dunia masih belum mengakui Taliban sebagai pemerintahan resmi Afghanistan.

Dunia internasional khawatir kebangkitan Taliban akan menjadikan Afghanistan kembali negara yang sarat akan pelanggaran hak asasi manusia, terutama terhadap kaum perempuan.

Sebab, kala dulu berkuasa, Taliban tak pandang bulu mengeksekusi mati warga mereka yang dianggap melanggar hukum Islam, termasuk kaum perempuan yang kerap menjadi korban.

Simak Video 'PBB: Saat Dunia Fokus ke Ukraina, Tolong Jangan Lupakan Afghanistan':

[Gambas:Video 20detik]



(wsw/wsw)
BERITA TERKAIT
BACA JUGA