Dulu, Taliban hobi menghancurkan patung karena dianggap berhala. Kini mereka mati-matian menjaga patung Buddha di pedalaman Afghanistan demi China. Ada apa?
Taliban dikenal dengan pemahaman keras tentang Islam. Mereka tidak akan segan-segan menghancurkan patung-patung yang dianggap sebagai berhala dan berpotensi menyekutukan Tuhan.
Namun itu dulu, kini Taliban tidak lagi menghancurkan patung-patung Buddha kuno yang berada di pedalaman Afghanistan. Mereka malah menjaganya supaya tidak dijarah pencuri artefak dan penghancur berhala.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah tentara Taliban bersenjata laras panjang tampak berjaga di sebuah situs patung Buddha kuno yang terbuat dari Terakota. Mereka melakukan itu supaya China melirik situs arkeologi tersebut dan tertarik untuk berinvestasi di sana.
Dilansir dari AP, Senin (28/3/2022) pemerintah Taliban memerintahkan tentaranya untuk menjaga situs Mes Aynak dari tangan-tangan jahil. Selain menyimpan patung Buddha, rupanya di bawah tanah situs itu tersimpan kandungan tembaga yang melimpah.
Kandungan tembaga di situs Mes Aynak dipercaya sebagai salah satu yang terbesar di dunia. Taliban berharap investor dari China masuk ke sana dan menyuntikkan dana miliaran dolar ke Afghanistan yang tengah dilanda ancaman kemiskinan.
"Melindungi situs itu sangat penting bagi kami dan juga China. Kami tahu, situs ini sangat penting bagi negara kami," ujar Hakumulah Mubariz, Kepala Keamanan Taliban di situs itu.
Pada tahun 2008, pemerintahan Afghanistan di bawah pimpinan Hamid Karzai berhasil mengamankan kontrak selama 30 tahun dengan perusahaan joint venture dari China bernama MCC. Perusahaan itu diberikan hak untuk mengekstrak tembaga berkualitas tinggi dari Mes Aynak.
Studi saat itu menunjukkan Mes Aynak memiliki potensi kandungan tembaga sebesar 12 juta ton. Namun karena berbagai masalah, proyek tersebut terbengkalai. China pun angkat kaki dari Afghanistan di tahun 2014.
Direktur Hubungan Luar Negeri Taliban, Ziad Rashidi pun berusaha mendekati lagi konsorsium China agar mereka kembali masuk ke Afghanistan dan mengeksplorasi Mes Aynak.
![]() |
Beberapa kebijakan siap dinegosiasi ulang, stimulus pajak, dan pemangkasan royalti juga diberikan pemerintah Afghanistan agar investor China tertarik. Namun sejauh ini semuanya masih dalam tahap pembicaraan.
"Perusahaan China melihat situasi sekarang cukup ideal buat mereka. Tidak ada pesaing internasional dan dukungan pemerintah sangat besar," pungkas Rashidi.
(wsw/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol