Shanghai Berlakukan Lockdown, Warganya Frustrasi!

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Shanghai Berlakukan Lockdown, Warganya Frustrasi!

Elmy Tasya Khairally - detikTravel
Sabtu, 02 Apr 2022 05:01 WIB
Shanghai Berlakukan Penguncian, Warga Panik Borong Bahan Pokok di Pasar-pasar Swalayan
Foto: Ilustrasi lockdown di Shanghai DW (News)
Jakarta -

Shanghai kembali menerapkan lockdown untuk mengatasi lonjakan kasus COVID-19. Keputusan itu membuat warganya frustrasi.

Mengutip Straits Times, penduduk Shanghai marah akibat kebijakan lockdown yang diterapkan. Sebuah video dibagikan di media sosial yang menunjukkan kemarahan antara sekelompok pasien dan petugas kesehatan yang mengenakan APD.

Lokasinya berada di Shanghai World Expo Center, di mana sekarang sementara diubah menjadi fasilitas karantina raksasa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami menuntut penjelasan." kata orang yang merekam video.

"Ada infeksi silang berulang di sini, tidak ada air di toilet, kotoran dan kencing dimana-mana, semuanya berantakan," dia menambahkan.

ADVERTISEMENT

Pada hari Minggu (27/3) Otoritas Shanghai mengumumkan lockdown dua tahap setelah kasus COVID-19 setempat mencapai hampir lebih dari 13.000 dalam sembilan hari. Sementara itu, pada hari Rabu (30/3) pejabat melaporkan adanya kasus harian baru yang melonjak pada 29 Maret dibandingkan dengan tiga hari sebelumnya.

Meski jumlahnya tergolong kecil menurut standar global, semua orang yang dites positif akan dikirim ke pusat karantina atau rumah sakit pusat. Orang yang berkontak dekat dan tetangga harus berada di dalam rumah selama beberapa hari.

Salah satu orang yang dites positif pada hari Sabtu lalu bersama dengan 10 rekan kerjanya mengatakan pada hari Rabu bahwa dia masih menunggu untuk diangkut ke fasilitas pusat. Padahal dia sudah berulang kali menelepon ke hotline COVID-19.

Sementara yang lainnya mengatakan bahwa mereka frustasi atas akses ke perawatan medis dan mengeluh akan sulitnya membeli makanan. Sebab layanan pengiriman telah menerima banyak pesanan.

Pihak berwenang pun berjanji untuk menjaga pasokan makanan tetap terbuka. Mereka juga memastikan orang-orang mendapatkan perawatan medis.

Menurut kabar terbaru, ada dua video tentang protes warga di kompleks perumahan Shanghai yang dihapus setelah viral di platform mikroblogging dan WeChat. Dalam rekaman yang dilihat dan diverifikasi oleh Bloomberg News, puluhan penduduk di belakang gerbang perumahan Jiangnan Xinyuan di distrik Minhang Shanghai,

"Kami ingin makan," teriak orang dalam video.

"Kami ingin kebebasan," yang lain menimpali.

Video tersebut dihapus karena disebut melanggar hukum dan kebijakan China. Sementara video lain dengan suara yang kurang terdengar jelas dan tak ada istilah seperti 'kebebasan' tidak dihapus.




(elk/fem)

Hide Ads