Hadeh Shanghai... Lockdown Lagi, Lockdown Lagi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Hadeh Shanghai... Lockdown Lagi, Lockdown Lagi

bonauli - detikTravel
Senin, 28 Mar 2022 15:11 WIB
Kenaikan kasus COVID-19 membuat China mengunci wilayah Shanghai mulai Senin (28/3). Malam hari jelang lockdown, warga antre beli bahan makanan di supermarket.
Shanghai lockdown (REUTERS/ALY SONG)
Shanghai -

Saat ini banyak negara berlomba membuka perbatasan dan hidup damai dengan pandemi. Beda cerita dengan China, negara ini hobi banget lockdown.

Kota terbesar China, Shanghai lockdown mulai pekan ini. Dilansir dari AFP, lockdown dilakukan untuk mengatasi lonjakan Covid-19 yang diakibatkan oleh Omicron.

Shanghai akan di-lockdown selama lima hari ke depan. Untuk tahap pertama yang akan di-lockdown adalah setengah bagian timur kota. Lalu, pada 1 April mendatang dilanjutkan setengah bagian barat kota untuk lima hari ke depan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adanya penguncian ini membuat warga kembali antre di pusat-pusat perbelanjaan. Antrean panjang terlihat, warga membeli bahan makanan dan keperluan lainnya untuk lockdown.

Memiliki penduduk 25 juta jiwa, Shanghai menjadi episentrum baru Covid-19 sejak awal Maret lalu.

ADVERTISEMENT

Meskipun kasus global bisa dikatakan menurun, namun kondisi di China saat ini yang tertinggi sejak pekan pertama pandemi, yang mana pertama kali merebak di kota Wuhan, pada akhir 2019 silam.

Komisi Kesehatan Nasional China, pada Minggu (27/3), mencatat lebih dari 4.500 kasus transmisi lokal yang baru. Jumlah itu turun lebih dari 1.000 bila dibanding sehari sebelumnya, namun masih jauh lebih tinggi dibandingkan perkembangan kasus harian dalam dua tahun terakhir.

Saat lockdown dilakukan maka transportasi umum akan diberhentikan sementara. Selain itu, kendaraan-kendaraan yang tak diizinkan tak boleh berada di jalanan.

Selain itu setiap perusahaan dan pabrik dihentikan sementara, atau harus menerapkan sistem kerja jarak jauh (work from home/WFH), kecuali bagi mereka yang terlibat pelayanan publik atau suplai makanan.

"Publik diharapkan mendukung, mengerti dan bekerja sama dengan badan kontrol dan pencegahan epidemi kota, juga berpartisipasi dalam tes yang mana diperintahkan," demikian pernyataan kota Shanghai seperti dikutip dari Reuters.




(bnl/fem)

Hide Ads