Wakil Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi, Budi Arie Setiadi menilai desa wisata di Banyuwangi patut dijadikan contoh bagi desa-desa wisata lain di Indonesia.
"Banyuwangi berhasil mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Geliat desa wisata begitu nyata dengan tetap menjaga lingkungannya. Pariwisata yang berbasis kelestarian alam seperti inilah yang memiliki daya tahan dan lebih terjaga keberlanjutannya," kata Budi saat mengunjungi pemandian alam Sendang Seruni di Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Sabtu (2/4/2022) akhir pekan lalu.
Budi lakukan kunjungan kerja ke Banyuwangi selama tiga hari, 31 Maret - 2 April. Selama di Banyuwangi, Wamen bertemu dengan kepala desa dan BPD se-Banyuwangi, juga mengikuti program Bupati Ngantor di Desa yang dilakukan oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Desa Jajag, Kecamatan Gambiran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, Desa Tamansari, Kecamatan Licin ini merupakan salah satu desa wisata yang cukup sukses mengelola keindahan alamnya sebagai destinasi wisata.
Atas upayanya tersebut, desa ini pada tahun lalu meraih juara 1 Kategori Desa Digital dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) dari Kemenparekraf.
"Alami. Airnya segar karena langsung dari sumber. Sangat enak untuk healing. Menenangkan diri," ungkap Budi sembari menikmati segarnya air dan sejuknya udara di kaki Gunung Ijen tersebut.
Baca juga: Menikmati Desa Coklat di Banyuwangi |
Tak hanya ke Sendang Seruni, Budi juga meninjau destinasi wisata berbasis desa lainnya yang berada di Kecamatan Wongsorejo. Didampingi Wakil Bupati Sugirah, ia bertandang ke Bangsring Underwater.
Desa Bangsring adalah salah satu obyek wisata maritim yang memadukan antara konservasi terumbu karang dan aktivitas ekonomi. Bangsring dulu merupakan perkampungan nelayan yang berburu ikan dengan cara mengebom.
Hal ini merusak ekosistem laut, tak terkecuali terumbu karangnya. Lambat laun populasi ikan menurun seiring rusaknya terumbu karang yang menjadi rumah ikan-ikan tersebut. Fenomena ini lantas menggerakkan anak muda di desa itu untuk melakukan perubahan.
Mereka mulai mengkonservasi kembali terumbu karang yang hancur. Aktivitas tersebut kemudian menarik minat pengunjung. Dari aktivitas ini kemudian wisata tumbuh dan perekonomian warga setempat juga ikut terkerek.
"Jika potensi desa ini dikelola dengan baik, tentu akan menggerakkan perekonomian setempat. Sehingga kesejahteraan masyarakat akan terbentuk dengan sendirinya," tutupnya.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!