Delay Berjam-jam, CEO Qantas Malah Salahkan Penumpang

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Delay Berjam-jam, CEO Qantas Malah Salahkan Penumpang

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Jumat, 08 Apr 2022 19:06 WIB
Sydney, Australia - May 5, 2014: Qantas Boeing 767 airliner taking off from Sydney Airport.
Foto: Ilustrasi Qantas (Getty Images/Ryan Fletcher)
Sydney -

Penerbangan di bandara Sydney mengalami delay selama berjam-jam. CEO Qantas, Alan Joyce malah menyalahkan penumpang dan menuding mereka sebagai penyebab delay.

Ribuan orang penumpang terjebak antrean panjang di bandara Sydney, Australia. Mereka berbondong-bondong mau pergi liburan sekolah, serta mau nonton ajang balapan mobil F1 yang digelar di Melbourne.

Akibatnya sudah bisa ditebak, terjadi keterlambatan penerbangan. Pihak bandara Sydney sampai minta maaf atas insiden itu. Kekurangan petugas keamanan yang akan memeriksa penumpang ditengarai jadi penyebab membeludaknya antrean.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak cuma karena kekurangan petugas, pihak bandara ternyata juga menyalahkan penumpang karena mereka dianggap 'kurang pengalaman' sehingga memperlambat proses pemeriksaan keamanan.

CEO Qantas, Alan Joyce juga menyatakan hal yang serupa. Dalam sebuah konferensi pers, Joyce menyalahkan penumpang karena tidak mengikuti aturan.

ADVERTISEMENT

"Saya pergi ke bandara dan melihat orang-orang lupa untuk mengeluarkan laptopnya, lupa mengeluarkan aerosol, jadi itu yang membuat antrean makin panjang," kata Joyce seperti dikutip dari Sydney Morning Herald, Jumat (8/4/2022).

Salah satu penumpang bernama Jackie Joukhador tidak terima ketika disebut CEO Qantas sebagai biang kerok panjangnya antrean dan delay. Dia sendiri mengalami parahnya antrean di bandara Sydney.

Jackie datang pukul 12.30 di bandara untuk terbang pukul 15.00 waktu setempat. Setengah jam kemudian, Jackie masih antre dalam kondisi hujan dan sama sekali tidak terkesan dengan pernyataan CEO Qantas.

"Mendengar Joyce menyalahkan pelanggan, saya rasa itu sangat kasar jujur saja. Bagaimana itu salah pelanggan? Kami biasa berpergian, kami tahu bagaimana prosesnya. Itu sama saja mengatakan kami idiot. Memang ada beberapa orang yang lamban, tapi mayoritas orang tahu apa yang mereka lakukan," semprot Jackie.

Pihak bandara Sydney menyebut petugas keamanan di bandara itu merupakan outsource dari perusahaan asal Singapura bernama Certis. Certis saat ini memang sedang membangun ulang SDM mereka karena sudah 2 tahun tidak bekerja selama pandemi terjadi. Certis akan mengeluarkan pernyataan resmi terkait hal ini dalam waktu dekat.

"Kami sedang menghadapi badai saat ini. Lalu lintas penumpang naik drastis, sementara penumpang tidak berpengalaman karena sudah 2 tahun tidak traveling," ujar CEO Sydney Airport, Geoff Culbert.




(wsw/ddn)

Hide Ads