Bagaimana Cara Arab Saudi Menjaga Air Zamzam?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Bagaimana Cara Arab Saudi Menjaga Air Zamzam?

Syanti Mustika - detikTravel
Sabtu, 09 Apr 2022 03:34 WIB
Distribusi Air Zamzam
Petugas membagikan air Zamzam (dok Saudi Press Agency)
Jakarta -

Sumur Zamzam merupakan air suci yang telah ada semenjak 4.000 tahun silam. Hingga saat ini sumur masih mengeluarkan air dan memenuhi dahaga umat Islam sedunia.

Sejarawan dan ahli geologi sepakat bahwa sumur Zamzam, yang terletak hanya 20 meter di sebelah timur Kakbah di Masjidil Haram, mungkin berusia setidaknya 4.000 tahun.

Hingga saat ini air Zamzam yang diambil dari sumur yang berada di Makkah masih mengalir dan memenuhi kebutuhan jutaan peziarah yang mengunjungi Dua Masjid Suci setiap tahun. Air sumur pun bersih, tidak mengandung lumut, serangga atau kotoran lainnya. Serta air Zamzam mengandung tingkat mineral alami yang lebih tinggi yang menyebabkan air Zamzam memiliki rasa yang berbeda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Traveler penasaran nggak bagaimana cara Arab Saudi menjaga sumur ini hingga sekarang?

Distribusi Air Zamzam: Jamaah minum air Zamzam di Masjid Nabawi di Madinah (dok Saudi Press Agency)

Asal mula nama Zamzam

Dilansir dari Arab news, Jumat (8/4/2022) menurut Saudi Geological Survey's Zamzam Studies and Research Center, nama Zamzam berasal dari frasa 'Zome Zome' yang berarti 'berhenti mengalir,' sebuah perintah yang diulangi oleh Siti Hajar selama upayanya untuk menahan mata air.

ADVERTISEMENT

Kita ingat lagi cerita tentang Nabi Ismail, dalam Sahih Al-Bukhari abad ke-9 (yang dianggap sebagai kumpulan hadits yang paling otoritatif yang merekam ucapan dan ajaran Nabi Muhammad) menceritakan bagaimana Siti Hajar yang dengan putus asa mencari air, berlari tujuh kali antara bukit Safa dan Marwa. Saat itu Ismail pun juga kehausan dan menangis di tengah gurun. Hingga akhirnya Malaikat Jibril muncul dan menyebabkan air mengalir dari tanah tandus.

Seiring berjalannya waktu, daerah sekitar sumur menjadi tempat peristirahatan kafilah, yang akhirnya berkembang menjadi kota Makkah. Pada tahun 570 M menjadi tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Di beberapa titik selama era Ottoman, sumur zamzam itu tertutup di dalam sebuah bangunan. Selama berabad-abad ini mengalami banyak perubahan sampai akhirnya dihancurkan pada tahun 1964 karena proyek Mataf (daerah dimana para jemaah berkeliling Kakbah) diperluas karena jumlah peziarah yang semakin meningkat.

Sumur ditutup dan lubangnya diposisikan ulang di ruang bawah tanah 2,5 meter di bawah lingkaran mataf, hingga akhirnya pintu sumur benar-benar ditutup selama perluasan Masjidil Haram.

Berdasarkan catatan hidup, dulunya air diambil dari sumur seperti biasanya, ditarik ke permukaan dengan ember di ujung tali. Corong tua sumur lengkap dengan katrol dan ember, bisa dilihat di Pameran Arsitektur Dua Masjid Suci di Makkah.

Distribusi Air ZamzamPetugas membagikan air Zamzam (dok Saudi Press Agency)

Simak juga 'Menag Yaqut: Di Saudi pun Toa Diatur, yang Ribut Kurang Piknik':

[Gambas:Video 20detik]



Cara pemeliharaan yang terus berkembang

Selama berabad-abad cara melindungi sumur Zamzam masih dilakukan secara manual. Pembersihan Sumur yang paling luas dilakukan pada tahun 1400 H atas perintah mendiang raja, Khalid Bin Abdulaziz Al Saud,

Namun semenjak pemerintahan almarhum Raja Abdullah mengalami gebrakan besar mengenai air Zamzam. Pada tahun 2013, pembukaan Proyek Air Zamzam Raja Abdullah bin Abdulaziz (KPZW) yang dibangun dengan biaya SR700 juta (USD 187 juta), merevolusi cara air dari sumur diekstraksi, dipantau, diolah, dan didistribusikan.

Air dipompa melalui pipa baja tahan karat bawah tanah ke pabrik KPZW di Kudai, lima kilometer selatan Masjidil Haram. Di sini, dimurnikan dan disterilkan, menggunakan filter dan sinar ultraviolet, dan seluruh operasi dikendalikan dan dipantau di ruang kontrol pusat berteknologi tinggi.

Setelah pengolahan, air dipindahkan ke salah satu dari dua reservoir penyimpanan. Yang pertama, di Kudai, memiliki kapasitas 10.000 meter kubik dan memasok air melalui pipa ke air mancur minum di Masjidil Haram di Makkah.

Dari Kudai, armada truk tangki mengangkut hingga 400.000 liter sehari ke Waduk Raja Abdulaziz Sabeel di Madinah, yang memiliki kapasitas 16.000 meter kubik dan memasok air ke Masjid Nabawi.

Cara modern ini sangat mengubah metode lama yang tidak profesional, misalnya pemompaan, penyaringan dan distribusinya. Juga dulu pembotolannya dilakukan secara manual dan mengakibatkan polusi. Dengan proyek terbaru ini, air Zamzam dikemas dalam wadah resmi yaitu 5 dan 10 liter dan melewati proses yang higenis dan modern.

Distribusi Air ZamzamDistribusi Air Zamzam Foto: (dok Saudi Press Agency)

Seputar air Zamzam

Air zamzam berasal dari akuifer di bawah Makkah, lapisan alluvium (pasir dan kerikil) di atas batuan pembawa air yang menyerap curah hujan dan limpasan dari perbukitan di sekitar kota.

Di sinilah salah satu peran dari Saudi Geological Survey's Zamzam Studies and Research Center, memantau tingkat air di dan akuifer sekitarnya. Terlepas dari variasi musiman yang besar dalam curah hujan dan jumlah peziarah yang terus bertambah, ajaibnya sumur itu tidak pernah kering.

Memastikan air Zamzam memenuhi standar internasional tertinggi untuk air minum adalah tanggung jawab Presidensi Umum Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi (General Presidency for the Affairs of the Grand Mosque and the Prophet's Mosque). Di bawah arahannya, 100 sampel acak diambil setiap hari dan diuji kemurnian mikrobiologis dan kimianya di laboratorium di dalam Masjidil Haram.

Halaman 2 dari 2
(sym/ddn)

Hide Ads