Shanghai Mau Buka Lockdown meski Kasus COVID Naik Terus

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Shanghai Mau Buka Lockdown meski Kasus COVID Naik Terus

Putu Intan - detikTravel
Senin, 11 Apr 2022 11:43 WIB
Police officers in protective suits keep watch at an entrance to a tunnel leading to the Pudong area across the Huangpu river, after traffic restrictions amid the lockdown to contain the spread of the coronavirus disease (COVID-19) in Shanghai, China March 28, 2022. REUTERS/Aly Song
Foto: REUTERS/Aly Song
Shanghai -

Shanghai memberlakukan lockdown untuk mencegah penyebaran COVID-19 selama 3 pekan terakhir. Mereka rencananya akan membuka diri bertahap.

Shanghai melaporkan 25.000 kasus COVID-19 ketika pemerintah mengungkapkan rencana untuk menyudahi lockdown pada Senin (11/4/2022). Lockdown rencananya akan dihapuskan mengingat sebanyak 25 juta penduduk mengalami kesusahan karena aturan ini. Dilansir dari Channel News Asia, beberapa wilayah kesulitan untuk mendapatkan makanan dan obat-obatan selama lockdown.

Saat mencoba membuat kota bergerak lagi, pemerintah telah membagi wilayah menjadi tiga kategori.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ini terdiri atas 7.624 area yang masih ditutup. Lalu ada 2.460 wilayah "kontrol" yakni wilayah yang setelah seminggu tidak ada infeksi baru, dan 7.565 wilayah "pencegahan" yang dibuka setelah 2 minggu tidak ada kasus positif COVID-19.

Pejabat pemerintah Kota Gu Honghui mengatakan Shanghai akan membuat penyesuaian dinamis pada sistem klasifikasi perumahan. Ia juga berjanji akan melakukan upaya besar untuk meminimalkan dampak lockdown pada orang yang tinggal di kota terpadat China itu.

ADVERTISEMENT

"Kami juga berharap semua warga dan teman-teman akan terus mendukung dan bekerja sama dengan pekerjaan pencegahan dan pengendalian epidemi kota," kata Gu.

Mereka yang tinggal di daerah "pencegahan" sekarang dapat bergerak di sekitar lingkungan mereka. Namun mereka harus tetap menjaga jarak sosial. Wilayah ini juga akan ditutup kembali bila ditemukan infeksi baru.

Pejabat China mengakui, adalah sesat bila menggolongkan Omicron sebagai flu besar sehingga menurunkan penjagaan China. Omicron membuat populasi lansia berisiko lebih besar untuk tertular. Apalagi ketika virus itu bermutasi,

"Jika kita bersikap biasa-biasa saja, epidemi hanya akan menjadi bencana bagi orang-orang yang rentan seperti ini," kata Liang Wannian, Kepala Kelompok Kerja Komisi Kesehatan Nasional untuk COVID-19.

Shanghai sendiri menghadapi tekanan tidak hanya untuk mencegah transmisi lokal tetapi juga menghentikan penyebaran di daerah lain.

Kasus COVID-19 di Shanghai jumlahnya 25.173 infeksi tanpa gejala baru pada hari Minggu, naik dari 23.937 pada hari sebelumnya, meskipun kasus bergejala turun menjadi 914 dari 1.006.




(pin/pin)

Hide Ads