Langit Penuh Bintang Terancam Punah, Polusi Satelit Jadi Penyebab

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Langit Penuh Bintang Terancam Punah, Polusi Satelit Jadi Penyebab

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Rabu, 13 Apr 2022 22:03 WIB
The reusable first stage of a SpaceX (Space Exploration Technologies Corp.) Falcon 9 rocket returns to land after the launch of the NROL-87 spy satellite payload for the National Reconnaissance Office from the SLC-4E launch pad at Vandenberg US Space Force Base on February 2, 2022 in Lompoc, California. (Photo by Patrick T. FALLON / AFP)
Foto: Peluncuran satelit (AFP/PATRICK T. FALLON)
Jakarta -

Langit malam yang bercahaya dan penuh bintang-bintang terancam keberadaannya. Menurut para peneliti, polusi satelit ditengarai jadi penyebabnya. Kok bisa?

"Untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia, kita tidak akan bisa lagi melihat langit malam seperti kita biasa melihatnya," ujar Samanta Lawler, Professor Astronomi dari University of Regina di Kanada menyampaikan kekhawatirannya.

Dikutip dari CNN, Rabu (13/4/2022), kekhawatiran Professor Lawler itu dia sampaikan setelah melakukan pengamatan langit dari peternakannya di Saskatchewan, Kanada.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hingga saat ini, jumlah satelit yang mengudara di langit mencapai lebih dari 5.000 buah. Angka itu berlipat ganda dari jumlah satelit sebelumnya yang tercatat di tahun 2017, yaitu sekitar 2.500-an saja.

"Ini lebih buruk dari yang saya duga. Perubahan ini terjadi sangat cepat," ucap Professor Lawler.

ADVERTISEMENT

Professor Lawler bersama dengan koleganya sudah memprediksikan hal ini dalam sebuah jurnal ilmiah yang dia publikasikan di The Astronomical Journal.

Dalam jurnal itu, Professor Lawler menulis bahwa dalam jangka waktu kurang dari satu dekade (10 tahun), satu dari lima belas titik bercahaya di langit malam bukanlah bintang, melainkan satelit yang bergerak.

"Coba pikirkan tentang itu. Hanya ada 4.000 bintang yang bisa kamu lihat dengan mata telanjang dan jika 200 buah dari jumlah itu bergerak, itu sangatlah berbeda dari langit yang biasa kita lihat dulu," jelas Professor Lawler.

Bagi traveler penyuka astronomi, satelit seperti mimpi buruk karena ketika dilihat dengan teleskop, benda langit itu akan 'mengotori' foto antariksa yang hendak diamati oleh para peneliti.

Jika tidak ada regulasi ketat terkait ini, misal dengan pembatasan jumlah atau fungsinya, satelit-satelit itu akan memberikan dampak bagi penelitian astronomi.

"Sepertinya kita akan menuju transisi seperti ketika mobil pertama kali turun ke jalan. Awalnya kalian akan melihatnya dengan antusias. Sekarang tiba-tiba kamu tinggal di sebelah jalan raya raksasa yang penuh mobil. Itulah yang terjadi dengan satelit dan langit malam sekarang," tutup Lawler.




(wsw/ddn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads