Welcome d'travelers !

Ayo share cerita pengalaman dan upload photo album travelingmu di sini. Silakan Daftar atau

ADVERTISEMENT

Kamis, 14 Apr 2022 17:47 WIB

TRAVEL NEWS

Jangan Sembarangan Bakar Sampah, Bisa Pengaruhi Kualitas Udara

Femi Diah
detikTravel
LUJAN, ARGENTINA - MARCH 23: Men work as garbage falls from a garbage truck to sort and sell its residues on March 23, 2022 in Lujan, Argentina. Despite the official announcements of a plan to reconvert the biggest garbage dump of Argentina into a recycling and waste treatment center, the surrounding areas of Lujan, in the outskirts of the city of Buenos Aires, continue to be hit pollution. While some residents are sceptical on the viability of the project, funded by the Inter-American Development Bank, others worry about a potential loss of their source of income. An estimate of 150 families struggle to make a living collecting rubbish from this open-air dump of over 12 hectares where 120 tons of waste are thrown, feeding mountains of rubbish up to 30 meters. (Photo by Tomas Cuesta/Getty Images)
Foto: Getty Images/Tomas Cuesta
Jakarta -

Komunitas Bicara Udara menyampaikan bahwa pembakaran sampah oleh masyarakat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas udara. Kok bisa?

"Pembakaran sampah ini juga akan menghasilkan gas rumah kaca seperti karbon dioksida," ujar Community Manager Bicara Udara, Novita Natalia, dalam webinar bertema "Kenapa Plastik Berdampak Kepada Iklim Kita?" yang diikuti di Jakarta, Kamis (14/4/2022).

Ia menyampaikan salah satu survei menyebutkan bahwa 54,64 persen rumah tangga masih membakar sampahnya.


"Kita sudah banyak menggalakkan tentang pemilihan plastik dan segala macam tapi ternyata ada 54,64 persen rumah tangga masih membakar sampah," kata dia.

Oleh karena itu, lanjut dia, edukasi soal pengelolaan sampah sebagai pendorong untuk mengendalikan dampak perubahan iklim di tingkat masyarakat harus terus digencarkan agar dapat mengurangi emisi karbon dari membakar sampah.

"Karbon yang dihasilkan oleh pembakaran sampah itu cukup tinggi sehingga akan mempengaruhi perubahan iklim," kata dia.

Dalam kesempatan sama, Gender and Public Finance Expert UNDP, Chandra Sugarda mengatakan partisipasi perempuan dalam pengelolaan sampah skala rumah tangga diperlukan karena perempuan memiliki peran sentral dalam rumah tangga.

"Sebagai orang yang bertanggung jawab mengurus rumah tangga, perempuan yang menentukan pembuangan limbahnya, termasuk pemisahannya," ujarnya.

Ia menambahkan sebagai pendidik dalam rumah tangga, perempuan juga berperan besar dalam memperkenalkan kebiasaan dan nilai-nilai kepada anak-anak.

Ia menjelaskan, peran tersebut berupa mendidik dan membangun kesadaran akan pentingnya memelihara lingkungan, termasuk dalam hal pengolahan limbah plastik.

"Misal, anak-anak diajarkan dari kecil untuk memisahkan sampah plastik dan organik," kata dia.



Simak Video "Menyulap Sampah di Yogyakarta Jadi Wayang Uwuh"
[Gambas:Video 20detik]
(fem/ddn)
BERITA TERKAIT
BACA JUGA
detik Pagi
×
Live Chat Klik Di Sini
Live Chat Klik Di Sini Selengkapnya