Lahan dikatakan menjadi masalah utama kesekian bagi pembangunan di kawasan wisata prioritas. Namun, ada kabar berhembus bahwa nantinya investor bisa membeli tanah itu.
Saat ini, investor yang membangun di kawasan yang dikelola ITDC maupun badan otorita masih dalam status sewa. Menparekraf Sandiaga Uno menyebut kebijakan itu tidak menguntungkan pengusaha.
"Paling utama masalah lahan. Ini yang paling dipikir oleh temen-temen investor. Kenapa orang nggak mau bangun hotel di Mandalika itu karena masalah tanah. Siapa mau sewa tanah?" tegas dia dalam acara BPODT (Badan Pelaksana Otorita Danau Toba) Investment Forum di Jakarta, Selasa (19/4/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jadi, kata Sandiaga, nantinya ITDC dan badan otorita lain direncanakan agar bisa menjual tanah. Para investor pertama yang akan mendapat tawaran penjualan tanah itu.
"Jadi lahan ini akan kita fasilitasikan. Dan tidak tertutup kemungkinan jika dimungkinkan oleh regulasi, seandainya kita menjual tanah tersebut di saat yang akan datang, kita akan memberikan opsi pertama pada investor-investor awal untuk membeli lahan tersebut," terang dia.
Lebih lanjut, Sandiaga menegaskan bahwa tanah selama ini menjadi batu sandungan untuk para investor. Ia lalu memberi mandat pada pengelola Danau Toba agar memberikan fleksibilitas kepada para investor untuk menanamkan modalnya dan mencari formula yang terbaik.
"Jadi baik dari segi sewa yang tidak memberatkan mereka harus membeli lahan dulu. Mungkin juga dari segi pembagian keuntungan atau pembagian dari pemasukan mereka," kata dia.
"Pola-pola seperti yang kita lakukan dengan Bobobox sangat menguntungkan. Akhirnya mereka mendapatkan tingkat hunian 100% atau 90% ke atas," imbuh Sandiaga menerangkan.
"Dan ini berakibat pada mereka bisa mempercepat ekspansi dari unit-unit yang akan ditambahkan pada lokasi yang sekarang sudah mereka operasikan," pungkas Sandiaga.
(msl/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan