Banyak warga Shanghai yang mengeluhkan soal lockdown di kotanya. Begitu pun soal karantina yang dinilai horor, lampu nyala 24 jam hingga tidak ada air panas.
Pemerintah China memberlakukan kebijakan lockdown untuk kota Shanghai. Meski kabarnya bakal dilonggarkan, tapi kenyataannya banyak warga yang mengeluhkan soal kebijakan tersebut.
Apalagi soal karantina bagi warga Shanghai yang dinyatakan ositif COVID-19. Banyak dari mereka yang mengeluhkan soal fasilitas tempat karantina di Shanghai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beibei misalnya. Warga Shanghai itu tidur bersama ribuan orang asing di sebuah aula besar yang disulap jadi fasilitas karantina oleh pemerintah China.
Wanita berusia 30 tahun itu tidur dengan kondisi lampu menyala terang selama 24 jam non stop. Dia dan suaminya juga terpaksa mandi dengan air dingin karena tidak ada fasilitas keran air panas di tempat karantina itu.
"Di sini ada banyak orang batuk-batuk. Tapi saya tidak tahu apakah mereka radang tenggorokan atau Omicron," cerita Beibei kepada AP, yang dikutip detikTravel, Jumat (22/4/2022).
Beibei dikarantina bersama dengan suaminya, sedangkan putri mereka yang baru berusia dua tahun dan hasil tesnya negatif terpaksa dititipkan ke kakek neneknya. Pemerintah China memang mengumpulkan semua orang yang positif jadi satu di tempat karantina. Sedangkan mereka yang negatif boleh di rumah saja.
Menurut Beibei, aula besar itu mampu menampung hingga 50 ribu orang. Tempat karantina itu hanya satu dari ratusan tempat karantina yang disiapkan oleh pemerintah China.
"Awalnya semua orang ketakutan dan panik. Tapi dengan mempublikasikan kondisi harian, orang-orang jadi mulai menerima bahwa virus ini tidak begitu menyeramkan," kata Beibei.
Pemerintah China mengumumkan kasus positif baru COVID-19 di negara mereka sekitar 26.155 orang, tapi sekitar 3.529 orang di antaranya tidak bergejala.
Pemerintah China memberlakukan kebijakan Zero Covid. Apabila di suatu daerah kasus positifnya meningkat, maka daerah itu akan dilockdown sampai kasusnya nol.
(wsw/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol