Jakarta -
Mudik adalah sebuah fenomena sosial yang selalu terjadi setiap tahun. Tradisi ini tak hanya sekadar silaturahmi, tapi juga perputaran uang triliunan rupiah.
Mudik dalam hal ini dapat dianggap sebagai liburan massal masyarakat Indonesia di kampung halaman mereka. Mudik ini biasanya di lakukan menjelang hari raya Idul Fitri, natal dan tahun baru.
Menurut data Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan (Balitbang Kemenhub), ada 85,5 juta penduduk Indonesia yang akan melakukan mudik pada Lebaran 2022. Mobilitas mudik mayoritas berlangsung di Pulau Jawa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada sejumlah 49,9 juta pemudik atau 58,4 persen dari angka perkiraan pemudik berasal dari Pulau Jawa. Yang terbanyak jumlahnya dari Propinsi Jawa Timur, yakni 14,6 juta orang atau 17 persen dari total perkiraan pemudik. Disusul Jabodetabek sebanyak 14 juta orang, dan Jawa Tengah sebanyak 12,1 juta orang.
Sebagai catatan, hampir keseluruhan pemudik lebih memilih menggunakan jenis kendaraan pribadi untuk melakukan perjalanan ke kampung halamannya. Jumlahnya sebesar 47 persen, atau sekitar 40 juta lebih orang. Kemudian disusul transportasi umum darat sebanyak 31 persen.
Menurut data Bank Indonesia, diprediksi perputaran uang dari aktivitas mudik Lebaran 2022 dapat menembus Rp 8.000 triliun, tumbuh 4,26 persen dibanding perputaran uang pada bulan-bulan biasanya, yakni Rp 7.672,4 triliun.
Hal ini, menurut Core Indonesia, menjadi salah satu perputaran uang yang terbesar sepanjang pandemi covid-19 terjadi, sehingga perputaran uang beredar yang sangat besar ini dipastikan berdampak positif pada perekonomian.
Dengan potensi demikian besar ini pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pelaku pariwisata dapat mempersiapkan destinasi wisata dengan event, ataupun produk-produk wisata bagi para pemudik ini, dilain sisi jenis usaha penyediaan akomodasi, penyediaan makanan dan minuman, serta jasa transportasi dinilai juga bakal ramai oleh pesanan para pemudik.
Selanjutnya: Wisata Mudik
Menparekraf RI Sandiaga Uno mengatakan dari 80 juta calon pemudik yang diperkirakan hendak melakukan pulang kampung, 40 hingga 60 persen dari pemudik tersebut akan melakukan kegiatan pariwisata.
Para pemudik ini biasanya selama perjalanan akan membelanjakan uangnya untuk kebutuhan berwisata, mulai penginapan, akomodasi, kuliner, oleh-oleh dan lain sebagainya, yang tentunya secara langsung akan berdampak kepada pertumbuhan ekonomi daerah.
Jika dengan rata-rata pengeluaran wisatawan sebesar 1,5 juta Kemenparekraf mencatat potensi pendapatan sektor pariwisata di liburan mudik tahun ini diprediksi tembus Rp 72 Triliun.
Keputusan pemerintah memperbolehkan mudik di tahun 2022 ini adalah keputusan yang on the track dan berdampak positif bagi kebangkitan pariwisata, karena sebagaimana kita ketahui di tahun 2020 dan 2021 kegiatan mudik sempat dilarang guna memutus rantai penularan Covid-19.
Kebijakan diperbolehkannya mudik ini sejalan juga dengan tren kebangkitan pariwisata global yang telah lebih membuka diri bagi para wisatawan untuk melakukan perjalanan dengan hidup berdampingan dengan Covid-19. Hal Ini hal bagus dan menjadi optimisme dalam menyambut kebangkitan pariwisata.
Dengan diperbolehkan libur mudik merupakan bentuk respon postif pemerintah di dalam menjawab harapan dari para 80 juta masyarakat Indonesia yang bergantung hidup dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Ekosistem Parekraf ini sudah bosan dengan pandemi yang meruntuhkan ekonomi mereka, waktunya untuk bangkit dan menundukkan pandemic, dimana Pariwisata adalah cara tercepat memulihkannya
Untuk menyambut liburan mudik ini pemerintah dan pelaku pariwisata penting untuk mempersiapkan destinasi wisata dengan memperkaya atraksi, memudahkan akses, dan meningkatkan amenitas bagi wisatawan, Rute-rute mudik yang membentang dari ujung Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara dengan kekuatan lima destinasi pariwisata superprioritas yang ada di dalamnya adalah produk wisata yang sangat layak untuk dijual tidak saja bagi wisatawan lokal dan nusantara saja, melainkan juga untuk mancanegara.
Bahwa di saat mereka menjadwalkan berlibur di musim lebaran di Indonesia mereka juga bisa menikmati suasana mudik yang tidak mereka dapatkan di negeri asal mereka.
Selain itu, jika Wisata Mudik dengan jangkauan global ini bisa dipasarkan dengan baik maka bukan tidak mungkin perputaran uang di Indonesia di musim mudik akan mampu menembus lebih dari 8000 T seperti yang di katakan Bank Indonesia, lalu Indonesia akan menjadi destinasi wisata dunia yang akan ramai sepanjang tahun dan memberikan dampak kesejahteraan bagi masyarakatnya.
Selamat berwisata Mudik, Mohon Maaf Lahir dan Batin
---
Taufan Rahmadi,
Pengamat pariwisata
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!