Kembalinya turis memang bikin happy buat traveler, tetapi tidak dengan bekantan. Itu terjadi pada bekantan-bekantan di Malaysia.
Dilansir dari Earth.com, kembalinya pariwisata Malaysia membuat Sabah ramai lagi. Wisata perahu sambil melihat bekantan di alam liar seperti yang ada di Kalimantan jadi salah satu yang populer.
Perahu wisata mulai mondar-mandir di sana. Wisatawan mencoba untuk melihat bekantan dari dekat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebuah penelitian baru yang dipimpin oleh University of Portmouth menunjukkan ada dampak buruk dari banyaknya perahu wisata yang datang dengan tingkat stres bekantan.
"Bukti kami menunjukkan bahwa bahkan satu perahu motor yang bergerak lambat, dengan manusia yang berperilaku tenang saja, dapat berdampak negatif pada perilaku primata dan menyebabkan stress. Dampak yang akan lebih besar pada perahu wisata," tulis peneliti Dr. Marina Davilla-Ross.
Daerah riparian merupakan area transisi antara sungai atau aliran dan ekosistem daratan tinggi teresterial. Daerah ini menjadi habitat penting untuk ekowisata primata.
"Secara kolektif, temuan kami menunjukkan bahwa pendekatan perahu motor tunggal menyebabkan stress pada bekantan ketika mendekati mereka sedekat 60 meter dari sisi lain sungai, terlepas dari kecepatan pendekatan," dia menambahkan.
Penelitian ini juga mengkaji bahwa stress merupakan respon universal yang kerap ditemui ketika perahu motor atau objek besar, keras dan buatan manusia bergerak mendekati mereka.
Stress berpotensi menyebabkan bekantan pindah ke wilayah yang lebih berbahaya. Misalnya saja, mereka akan meninggalkan tempat yang aman pada malam hari, padahal waktu itu rentan terhadap ancaman pemangsa lain. Apalagi, bekantan masuk dalam kategori hewan yang dilindungi.
"Studi kami menyoroti pentingnya menjaga jarak dari bekantan dan mungkin juga primata lain di daerah riparian saat berada di perahu motor. Sebaiknya dekati mereka dalam kecepatan lambat," dia menjelaskan.
Baca juga: Gibran Bocorkan Desain Baru Taman Jurug |
Bukan hanya untuk Sabah saja, penelitian ini bisa diterapkan di ekowisata Indonesia yang mana mirip dengan Malaysia.
"Para peneliti menyarankan bahwa pedoman untuk perahu wisata mengunjungi bekantan harus diberlakukan. Idealnya, perahu akan bergerak tidak lebih dari 4 km/jam dalam jarak 100 meter dari bekantan dan yang penting, tidak lebih dekat dari 60 meter."
(bnl/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!