Mengapa China berpegang teguh pada nol-Covid? Meski amarah warga meningkat pada lockdown yang kacau dan jumlah kematian yang rendah, pihak berwenang dan media yang dikelola pemerintah telah mengindikasikan kebijakan itu tidak berubah dalam waktu dekat.
Banyak pemimpin dan ilmuwan China telah menyuarakan keprihatinan bahwa pelonggaran pembatasan dapat membuat virus merajalela secara nasional, berpotensi menyebabkan lonjakan infeksi dan kematian juga membanjiri sistem perawatan kesehatan, mengingat tingkat vaksinasi yang rendah pada orang tua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara China memfokuskan sumber daya besar-besaran pada pengembangan dan pembuatan vaksin dalam negeri, China gagal memastikan vaksin tersebut masuk ke populasi lansia. Sekarang, karena pihak berwenang telah menegakkan harapan bahwa tingkat kematian di negara itu tetap rendah, mereka tidak punya pilihan selain mengandalkan lockdown untuk melindungi yang rentan.
Ada juga elemen politik, dengan Xi yang berkepribadian tegas pada kebijakan nol-Covid selama pandemi. Pemerintah pusat sering menunjuk pada angka kematian resmi yang rendah sebagai bukti efektivitas strateginya dan untuk memperkuat klaim superioritasnya atas pemerintah Barat.
Simak Video "Video: Kepanikan Warga Rongjiang China saat Banjir Besar Melanda"
[Gambas:Video 20detik]
(msl/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!