Maskapai India ini tuai kemarahan dari khalayak umum. Mereka berani menolak remaja cacat naik ke pesawatnya.
Diberitakan BBC, Rabu (11/5/2022), menteri penerbangan India mengatakan sedang menyelidiki kejadian itu. IndiGo, maskapai domestik yang diduga menolak remaja cacat naik ke penerbangannya.
Staf maskapai memberi tahu orang tua remaja itu bahwa dia berisiko bagi penumpang lain. Insiden itu memicu kemarahan yang meluas dengan banyak yang menyebut maskapai itu berperilaku diskriminatif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
IndiGo telah membantah tuduhan itu, dengan mengatakan bahwa pihaknya bangga menjadi organisasi yang inklusif.
Menteri Penerbangan Jyotiraditya Scindia pada hari Senin menjanjikan tindakan yang tepat, dengan mengatakan bahwa dia secara pribadi sedang menyelidiki insiden tersebut.
"Tidak ada toleransi terhadap perilaku seperti itu. Tidak ada manusia yang harus melalui ini," tulisnya di Twitter.
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (DJP) India juga telah meminta laporan dari IndiGo. Insiden yang terjadi pada hari Sabtu di Bandara Ranchi itu terungkap setelah salah satu penumpang, Manisha Gupta, curhat di Facebook.
Gupta mengatakan bahwa menjelang penerbangan, remaja itu tampak sangat tertekan.
"Pada saat dia melewati pemeriksaan keamanan dan mencapai gerbang (hampir satu jam sebelum boarding), dia tampak seperti kelaparan, kehausan, cemas dan kebingungan," kata dia.
Dia menambahkan bahwa orang tua telah berhasil menenangkan dengan baik, dengan kesabaran, beberapa bujukan, dan banyak pelukan. Penumpang lain juga mendekat untuk menawarkan bantuan kepada pasangan itu.
Ketika staf IndiGo melihatnya, dia mengatakan bahwa mereka memperingatkan orang tua bahwa mereka tidak akan membiarkan mereka naik, "jika anak itu tidak tenang dan 'normal'".
"Kemudian kami menyaksikan pertunjukan yang penuh otoriter dan kekuasaan yang kejam. Staf Indigo mengumumkan bahwa anak itu tidak akan diizinkan naik pesawat. Bahwa dia berisiko bagi penumpang lain. Bahwa dia harus menjadi 'normal' hingga layak untuk bepergian," tulisnya.
Dia menambahkan bahwa penumpang lain dalam penerbangan melayangkan protes ke staf dan meyakinkan mereka bahwa mereka tidak keberatan dengan anak dan orang tuanya yang naik ke pesawat.
"Sekelompok dokter, bepergian dengan penerbangan yang sama, menawarkan untuk memberikan dukungan penuh kepada anak dan orang tuanya jika ada gangguan kesehatan yang terjadi di udara," tulis Gupta.
Tetapi maskapai itu bertahan, dengan manajernya menurut Gupta bersikeras bahwa anak itu "tidak terkendali" dan "dalam keadaan panik". Unggahan Gupta sejak itu menjadi viral, menyebabkan kemarahan dan kecaman yang meluas.
Selanjutnya, kejadian lain serupa di India>>>
IndiGo dalam sebuah pernyataan mengatakan mengambil langkah demi keselamatan penumpangnya. Mereka juga menambahkan bahwa kebijakan itu membuat keluarga nyaman dengan menyediakan mereka menginap di hotel dan terbang keesokan paginya ke tempat tujuan.
"Kami menyesalkan ketidaknyamanan yang dialami penumpang. IndiGo bangga menjadi organisasi yang inklusif, baik untuk karyawan maupun pelanggannya dan lebih dari 75.000 penumpang berkemampuan khusus terbang dengan IndiGo setiap bulan," katanya.
India memiliki lebih dari 26 juta orang yang hidup dengan ketidakmampuan fisik atau belajar, tetapi hanya ada sedikit infrastruktur untuk mendukung mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Para pegiat mengatakan penyandang disabilitas juga secara rutin menghadapi stigma, diskriminasi, dan pelecehan.
Pada 2019, seorang aktivis disabilitas dan penyintas polio diminta melepas celana panjangnya di Bandara Kolkata.
Dua tahun sebelumnya, seorang atlet para-wanita dipaksa untuk tidur di lantai kereta karena dia telah diberikan tempat tidur atas yang dianggap melanggar aturan.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!