TRAVEL NEWS
Gawat! 91% Terumbu Karang Great Barrier Reef Alami Pemutihan

Pemanasan air akibat meningkatnya perubahan iklim telah menyebabkan pemutihan terumbu karang. Seluas 91% area yang disurvei di sepanjang Great Barrier Reef tahun ini mengalaminya.
Melansir CNN, Kamis (12/5/2022), temuan baru itu diumumkan oleh lembaga pemerintah Australia. Para ilmuwan dari Great Barrier Reef Marine Park Authority (GBRMPA) mengkonfirmasinya pada bulan Maret.
Ini adalah peristiwa pemutihan karang massal keenam dalam catatan dan keempat sejak 2016. Namun laporan hari Selasa oleh Reef snapshot: musim panas 2021-22, menemukan hampir setiap terumbu karang yang disurvei di sepanjang 2.300 kilometer terkena dampak pemutihan.
Terumbu karang adalah beberapa ekosistem laut yang paling kaya di bumi. Seperempat dan sepertiga dari semua spesies laut bergantung pada mereka di beberapa titik dalam siklus hidup mereka.
![]() |
Tetapi pemanasan yang cepat di planet ini karena emisi gas yang memerangkap panas menyebabkan suhu air di atas rata-rata. Itu menyebabkan peristiwa pemutihan massal.
Pemutihan karang cenderung terjadi ketika suhu air jauh lebih hangat dari biasanya. Untuk pertama kalinya, pemutihan massal ini terjadi meski ada La Niña, peristiwa yang ditandai suhu yang lebih dingin di seluruh Samudra Pasifik khatulistiwa.
Laporan tersebut mensurvei total 719 terumbu karang dari pesawat terbang rendah selama musim panas Australia 2021-2022 dan menemukan bahwa 654 terumbu karang, 91% memutih.
"Survei mengkonfirmasi peristiwa pemutihan massal, dengan pemutihan karang diamati di beberapa terumbu di semua wilayah. Ini adalah peristiwa pemutihan massal keempat sejak 2016 dan keenam terjadi di Great Barrier Reef sejak 1998," kata GBRMPA.
Perairan Great Barrier Reef mulai menghangat pada Desember 2021 dan melampaui level maksimum musim panas dalam sejarah. Mereka dihantam oleh tiga gelombang panas yang berbeda sepanjang musim panas hingga awal April 2022.
Aktivitas itu meningkatkan "tekanan termal" di seluruh wilayah tengah dan utara terumbu, menurut laporan itu.
Karang yang tertekan mengeluarkan ganggang dari dalam jaringannya, menghilangkan sumber makanannya. Jika kondisinya tidak membaik, karang bisa mati kelaparan dan menjadi putih karena kerangka karbonatnya terbuka.
Laporan tersebut memperingatkan bahwa krisis iklim tetap menjadi ancaman terbesar terumbu karang dan frekuensinya akan lebih sering terjadin, peristiwa yang menyebabkan gangguan.
Ini adalah pemutihan massal keempat dalam enam tahun dan yang pertama sejak 2020, ketika sekitar seperempat terumbu karang yang disurvei menunjukkan tanda-tanda pemutihan parah.
Peristiwa itu terjadi hanya tiga tahun setelah peristiwa pemutihan berturut-turut pada tahun 2016 dan 2017. Pemutihan sebelumnya terjadi pada tahun 1998 dan 2002.
Para ilmuwan mengatakan waktu hampir habis bagi terumbu karang untuk dapat pulih dan pemerintah perlu segera mengatasi akar penyebabnya: krisis iklim.
Simak Video "Cara Unik Lindungi Anak Penyu dari Ancaman Burung Camar"
[Gambas:Video 20detik]
(msl/fem)