Taliban Wajibkan Presenter Perempuan Tutupi Wajah Saat Siaran

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Taliban Wajibkan Presenter Perempuan Tutupi Wajah Saat Siaran

Femi Diah - detikTravel
Senin, 23 Mei 2022 05:59 WIB
A woman wearing a burka walks through a bird market as she holds her child, in downtown Kabul, Afghanistan, Sunday, May 8, 2022. Afghanistan’s Taliban rulers on Saturday ordered all Afghan women to wear head-to-toe clothing in public β€” a sharp, hard-line pivot that confirmed the worst fears of rights activists and was bound to further complicate Taliban dealings with an already distrustful international community. (AP Photo/Ebrahim Noroozi)
Foto: AP/Ebrahim Noroozi
Jakarta -

Taliban menambah panjang aturan pembatasan untuk warganya. Kini, presenter perempuan di Afghanistan wajib menutup wajah saat siaran langsung di televisi.

Dilansir kantor berita AFP, Senin (23/5/2022), saluran berita seperti TOLOnews, Ariana Television, Shamshad TV, dan 1TV awalnya menentang kebijakan baru Taliban. Tetapi, dalam prosesnya mau tidak mau mereka terpaksa melakukannya.

"Kami melawan dan menentang pemakaian masker. Tetapi TOLOnews ditekan dan diberitahu bahwa presenter wanita mana pun yang muncul di layar tanpa menutupi wajahnya harus diberi pekerjaan lain atau dihilangkan begitu saja. TOLOnews terpaksa dan kami terpaksa memakainya," ujar Sonia Niazi, presenter TOLOnews.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seorang koresponden AFP mengatakan saat itu jurnalis pria dan karyawan TOLOnews mengenakan masker wajah di kantor sebagai bentuk solidaritas pada para presenter wanita.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Kebaikan dan Kebajikan Taliban, Mohammad Akif Sadeq Mohajir, menyambut baik kesediaan stasiun televisi yang menerapkan aturan baru itu.

"Kami senang dengan saluran media bahwa mereka menerapkan tanggung jawab ini dengan cara yang baik," katanya kepada AFP.

"Kami tidak berniat menyingkirkan mereka dari tempat umum atau mengesampingkan mereka atau melucuti hak mereka untuk bekerja," dia menambahkan.

Dekrit Akhundzada memerintahkan pihak berwenang untuk memecat pegawai pemerintah wanita jika mereka gagal mengikuti aturan berpakaian. Laki-laki yang bekerja di pemerintahan juga berisiko diskors jika istri atau anak perempuan mereka tidak patuh.

Taliban juga mengatakan bahwa manajer media dan wali dari pembawa acara perempuan yang membangkang akan bertanggung jawab atas hukuman jika diktat tidak dipatuhi.




(fem/fem)

Hide Ads