Destinasi, atraksi sampai situs sejarah masuk dalam Kementerian Pariwisata. Naiknya harga tiket jadi acuan bahwa kemenparekraf masih tak pahami bidangnya.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Ikatan Cendikiawan Pariwisata Indonesia, Profesor Azril. Sebagai pengamat pariwisata publik, dirinya menentang naiknya harga tiket Candi Borobudur.
"Pertama harus ada kajiannya dulu, ini harga tiket naik jadi Rp 750 ribu ini untuk apa? Untuk kebersihan? konservasi? atau apa?" ujarnya pada detikTravel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Profesor Azril menjelaskan bahwa dalam dunia pariwisata ada yang namanya tourist attraction. Dalam bahasa Indonesia hanya diartikan sebagai destinasi.
"Ini salah, namanya saja tourist attraction artinya atraksi yang menarik turis. Bukan destinasi alias tujuan tok," jelasnya.
Menurutnya di tempat wisata harus ada atraksi yang diberikan. Ada sesuatu yang akan dibawa pulang oleh wisatawan setelah berkunjung ke sana.
"Salah satu pemahaman destinasi adalah cara baru dalam melihat sesuatu."
Naiknya tiket terpisah untuk naik ke Candi Borobudur dinilai kurang bijaksana. Masyarakat sudah membayar pajak, yang artinya biaya pemeliharahaan, konservasi dan lain-lain ditanggung oleh negara.
"Tolong Pak Menteri, itu anak buahnya harus belajar lagi, harus kreatif," ucapnya.
c
Di dalam pariwisata ada ekonomi kreatif yang menaungi UMKM. Selama parwisata hidup, UMKM pun bergeliat. Ada efek panjang yang nantinya harus ditanggung oleh banyak pihak dalam bidang pariwisata, jika kenaikan harga tiket ini diresmikan.
"Saya bertanya pada Badan Pusat Statistik (BPS), bahkan sampai sekarang saja tidak ada data mengenai multiplier effect, yang ada direct dan indirect effect (efek langsung dan tidak langsung)," ungkapnya.
Efek langsung biasanya dirasakan oleh hotel, pedagang dan pemandu pariwisata. Naiknya harga tiket Candi Borobudur dipastikan berdampak langsung pada sektor-sektor ini.
"Kalau tidak paham masalah destinasi dan pariwisata, tolonglah belajar dulu," pungkasnya.
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
PHRI Bali: Kafe-Resto Putar Suara Burung Tetap Harus Bayar Royalti
Traveler Muslim Tak Sengaja Makan Babi di Penerbangan, Salah Awak Kabin
Kronologi Penumpang Lion Air Marah-marah dan Berteriak Ada Bom