Tarif Rp 750 Ribu untuk Mendaki Candi Borobudur Ditunda, Ini 5 Faktanya

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tarif Rp 750 Ribu untuk Mendaki Candi Borobudur Ditunda, Ini 5 Faktanya

Femi Diah - detikTravel
Jumat, 10 Jun 2022 07:11 WIB
Jakarta -

Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memutuskan untuk menunda tarif baru mendaki Candi Borobudur Rp 750.000. Itu setelah gaduh dan menjadi polemik.

Wacana adanya tarif baru mendaki Candi Borobudur itu awalnya dikemukakan oleh Luhut. Dia mengungkapkan melalui Instagram pada Sabtu (4/6/2022).

Dalam prosesnya, Luhut mengumumkan untuk menundanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut 5 fakta polemik tarif baru mendaki Candi Borobudur:

1. Rencana Tarif Baru Diumumkan Luhut di Magelang

Borobudur Temple on the 24th October 2019 in Java in Indonesia. Borobudur is a 9th-century Mahayana Buddhist temple in Magelang Regency. Its the world's largest Buddhist temple, consisting of nine stacked platforms, six square and three circular, topped by a central dome. (photo by Sam Mellish / In Pictures via Getty Images)Candi Borobudur (Getty Images/Sam Mellish)

Pengumuman itu dibuat Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan setelah Rapat Koordinasi antar Kementerian/Lembaga (K/L) di Ruang Avadhana, kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, yang membahas Pengembangan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Candi Borobudur.

Salah satu topik yang dibahas dalam rapat tersebut adalah pengaturan kunjungan wisatawan yang akan naik ke bangunan Candi Borobudur dengan mempertimbangkan aspek konservasi Candi Borobudur.

ADVERTISEMENT

Dalam rapat tersebut telah diambil beberapa keputusan, di antaranya diperlukan pembatasan kunjungan wisatawan yang akan naik ke bangunan Candi Borobudur dengan menerapkan sistem kuota. Kebijakan kuota ditetapkan dengan jumlah maksimal 1.200 orang per hari yang boleh naik bangunan Candi Borobudur. Jumlah tersebut setara dengan 10-15 persen rata-rata per hari jumlah wisatawan ke Candi Borobudur sebelum masa pandemi.

Merujuk kebijakan kuota tersebut, diputuskan kebijakan harga khusus. Wisatawan lokal dikenai tarif sebesar Rp.750 ribu, sedangkan turis asing USD 100, dan untuk pelajar (grup study tour sekolah/bukan individual) adalah Rp 5 ribu. Kebijakan tiket khusus ini hanya untuk wisatawan yang berkeinginan untuk naik bangunan Candi Borobudur.

Sementara itu, untuk wisatawan reguler yang hanya berwisata ke Taman Wisata Candi Borobudur hingga pelataran/halaman Candi Borobudur, diakomodir dengan harga tiket regular yaitu tiket untuk wisatawan dewasa Rp 50 ribu, tiket anak-anak pelajar Rp 25 ribu, sedangkan tiket turis asing dewasa USD 25, dan tiket turis asing anak USD 15.

Hadir dalam rakor tersebut Kementerian dan Lembaga di antaranya Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi,
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Kementerian BUMN, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian PUPR, K/L lain seperti Balai Konservasi Borobudur dan PT Taman Wisata Candi (TWC), termasuk Gubernur Jawa Tengah, dan Bupati Magelang.

2. Alasan Konservasi

Petugas Balai Konservasi Borobudur (BKB) menunjukkan bagian batu candi yang rusak di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (7/6/2022). BKB menyatakan banyak bagian struktur Candi Borobudur yang tergerus atau rusak akibat banyaknya pengunjung dan kurangnya kesadaran wisatawan dalam menjaga dan melestarikan benda cagar budaya. ANTARA FOTO/Anis Efizudin/tom.Petugas Balai Konservasi Borobudur (BKB) menunjukkan bagian batu candi yang rusak di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (7/6/2022). BKB menyatakan banyak bagian struktur Candi Borobudur yang tergerus atau rusak akibat banyaknya pengunjung dan kurangnya kesadaran wisatawan dalam menjaga dan melestarikan benda cagar budaya. ANTARA FOTO/ANIS EFIZUDIN)

Sebuah studi menunjukkan bahwa lantai Candi Borobudur yang dibangun 1.197 tahun lalu itu aus 0,175 cm per tahun akibat gesekan dengan kaki pengunjung. Pengunjung pun diminta menggunakan alas kaki khusus (upanat). Selain untuk kelestarian Candi, penggunaan upanatjuga diharapkan membantu memberdayakan masyarakat di kawasan sekitar Candi.

Berdasarkan kajian berjudul 'Physical Carrying Capacity (Daya Dukung Fisik) Candi Borobudur' yang ditulis Isni Wahyuningsih, Koordinator Kelompok Kerja Dokumentasi dan Publikasi Balai Konservasi Borobudur, pengunjung yang dapat naik ke struktur candi maksimal 1.259 orang per hari. Idelanya, hanya 128 orang per kunjungan demi kenyamanan dan eksplorasi maksimal terhadap relief candi.

Sampah dan vandalisme juga menjadi masalah seiring dengan banyaknya wisatawan ke Candi Borobudur. Di antaranya, memanjat dinding candi/stupa, coret-coret, menggeser posisi batu, dan menggores/mencungkil batu atau relief candi.

3. Tuai Pro dan Kontra

Pengumuman Luhut soal tarif baru mendaki Candi Borobudur senilai Rp 750 ribu itu direspons dengan pro dan kontra. Sebagian masyarakat setuju dengan alasan Candi Borobudur merupakan tepat ibadah umat Buddha dan alasan konservasi.

Adanya tarif baru mendaki Candi Borobudur diyakini bisa membatasi jumlah wisatawan.

Pendapat lain menyebut pemerintah gegabah membuat tarif mahal itu. Sebab, pembatasan wisatawan bisa dilakukan dengan cara lain, bukan bikin tarif masuk yang mahal. Tarif baru itu dinilai sebagai bentuk komersialisasi tempat ibadah.

"Upaya untuk mengomersialisasi Candi Borobudur dengan pemberlakuan tiket ke wisatawan untuk naik ke struktur dan puncak bangunan (arupadhatu) harus dikaji ulang. Jangan sampai pengelolaan Candi Borobudur semakin jauh dari fungsi awalnya untuk peribadatan agama Buddha," kata Pelaksana Harian DPP Keluarga Cendekiawan Buddhis Indonesia, Eric Fernando, seperti dikutip dari BBC.

"Seharusnya yang bisa naik ke struktur dan puncak bangunan (arupadhatu) hanya umat Buddha yang sedang melakukan peribadatan seperti pradaksina atau san bu yi bai," dia menambahkan.

Sementara itu, Ketua Perkumpulan Ahli Arkeologi Indonesia, Marsis Sutopo, menilai kebijakan kenaikan harga harus dikaji secara mendalam.

"Pembatasan kunjungan dengan menaikkan harga tiket itu bagus buat kelestarian candi. Karena orang jadi berpikir ulang kalau mau naik candi. Tapi bagaimana dengan masyarakat lokal? Pelaku pariwisata lokal? Wisatawan sudah ditembak dulu dengan psikologi harga: 'harganya mahal ya, mending kita nggak usah ke sana, deh". Dan, ujung-ujungnya yang rugi adalah warga lokal yang menggantungkan ekonominya pada pariwisata di Borobudur," kata Marsis.

4. Luhut Umumkan Tarif Baru Ditunda

"Jadi, mengenai Borobudur itu kita studi komprehensif, UNESCO itu di situ, dan angka itu keluar. Karena ribut-ribut semua ya udah deh, tunda aja dulu deh, nanti kita laporkan lagi," ungkap Luhut dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR, Kamis (9/6/2022).

Luhut juga menyebut tarif itu dibandingkan dengan tempat wisata serupa Borobudur di seluruh dunia. Menurutnya, di tempat wisata bersejarah lainnya di dunia tiket masuknya memang mahal.

"Itu sudah kita bandingkan dengan seluruh dunia, ya harganya kira-kira segitu," ujar Luhut kepada wartawan setelah melakukan rapat kerja.

5. Tarif Dievaluasi Setahun

Stupa Candi Borobudur adalah simbol tempat bersejarah tersebut. Stupa adalah lambang agama Buddha yang berbentuk mangkuk terbalik dan terbuat dari bebatuan.Stupa Candi Borobudur adalah simbol tempat bersejarah tersebut. Stupa adalah lambang agama Buddha yang berbentuk mangkuk terbalik dan terbuat dari bebatuan. (kemdikbud.go.id)

Luhut mengatakan saat ini wacana penerapan tiket naik Candi Borobudur akan dievaluasi lagi, setidaknya dalam setahun ke depan. Salah satunya agar masyarakat bisa lebih paham alasan pemerintah mematok tiket naik Candi Borobudur dengan harga yang mahal.

"Iya (ditunda) sampai kita lihat nanti masyarakat sosialisasi paham. Sekarang kan sudah beranu, itu berjalan malah makin banyak yang paham. Yang tadinya nyinyir nanti sudah makin paham," ungkap Luhut.

"Ya kita liat nanti, kita dengarkan lagi pendapat masyarakat. Jadi kita jangan jadi bangsa yang nyinyir gitu lho," kata Luhut.

Menurutnya apabila ada masalah mengemuka yang berhubungan dengan dirinya, lebih baik anggota dewan langsung menanyakan langsung kepada dirinya.

"Kadang juga, maaf teman-teman bapak ibu juga kritik saya kayak nembak 12 pas. Tapi nggak tahu masalahnya. Jadi kalau boleh lain kali telpon saya aja kalau ada masalahnya," ujar Luhut.

"Jangan lah menyerang saya untuk cari popularitas, saya hanya pelaksana aja pak, saya nggak lakukan semau-mau saya, semua yang dikerjakan basisnya studi dan data pak," kata dia.


Hide Ads