Welcome d'travelers !

Ayo share cerita pengalaman dan upload photo album travelingmu di sini. Silakan Daftar atau

ADVERTISEMENT

Kamis, 09 Jun 2022 19:10 WIB

TRAVEL NEWS

6 Warisan Budaya Dunia yang Batasi Pengunjung untuk Konservasi

CNNIndonesia.com
detikTravel
Makanan di relief Candi Borobudur
Candi Borobudur (iStock)
Jakarta -

Pemerintah berencana membatasi jumlah wisatawan yang bisa mendaki Candi Borobudur dengan membuat tarif baru Rp 750 ribu. Rupanya sejumlah bangunan warisan budaya dunia lain sudah lebih dulu melakukannya.

Rencana itu menjadi polemik. Sebab, dengan nominal tersebut maka mendaki Candi Borobudur berpotensi hanya bisa dilakukan orang berduit.

Rencana itu awalnya dikemukakan oleh Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy turut menegaskan wacana terebut meskipun dengan mengatakan tarif naik Candi Borobudur masih bisa ditinjau.

"Nanti kalau memang banyak saran, usulan dari berbagai pihak tentang tarif yang ditetapkan itu ya nanti akan kita tinjau lagi. Bagaimana supaya tujuan awal niat mulia dari kita untuk memproteksi, mengkonservasi menjaga keanggunan, keagungan dari nilai peninggalan kita yang sangat tak ternilai harganya itu tetap terjaga, nanti akan kita lihat," kata Muhadjir.

Muhadjir menyampaikan yang mendasari rencana penetapan tarif mendaki Candi Borobudur sebesar Rp 750 ribu bagi turis lokal dan USD 100 bagi turis asing adalah untuk masalah pelestarian. Menaikkan harga tiket hanya merupakan satu upaya untuk menekan jumlah pengunjung naik candi.

"Upaya untuk memperkecil jumlah pengunjung dalam arti yang naik ke candi maka salah satunya adalah dengan menaikkan tiket itu," kata dia.

Dikutip dari CNN Indonesia, sejumlah bangunan warisan dunia lebih dulu menerapkan pembatasan jumlah pengunjung. Tujuannya sama-sama untuk menjaga bangunan itu agar tetap lestari.

Berikut destinasi wisata dunia yang memberlakukan pembatasan jumlah pengunjung:

1. Tembok Besar Badaling, China

Wisatawan memadati Great Wall atau Tembok Besar China pada 1 Mei 2021. (Photo by Noel Celis / AFP)Wisatawan memadati Great Wall atau Tembok Besar China pada 1 Mei 2021. (Noel Celis / AFP)

Tembok Besar China terbentang sepanjang 6 ribu km dengan 10 titik masuk yakni, Mutianyu, Jinshanling, Jiankou, Simatai, Huanghuacheng, Gubeiku, Juyongguan, Huangyaguan, Shanhaiguan, dan Badaling.

Badaling merupakan titik masuk yang paling populer dan terkenal penuh sesak turis baik lokal maupun mancanegara. Namun sejak 2019, pihak berwenang di Badaling menetapkan kuota harian sebanyak 65 ribu pengunjung. Sebelumnya, di tahun 2018, Tembok Besar Badaling dikunjungi lebih dari 9,9 juta wisatawan. Tetapi, distribusi pengunjung tidak seimbang pada saat off season dan peak season, terutama pada saat hari libur. Jumlah pengunjung mencapai 80.000 per hari selama libur nasional. Dengan jumlah pengunjung sebanyak itu staf dibuat kerepotan.

Pembatasan ini terjadi imbas dari pedoman nasional yang rilis pada 2015 dengan menyebut kapasitas optimal untuk berbagai situs wisata China. Tembok Besar Badaling, misal, seharusnya tiap 1 meter persegi hanya untuk satu pengunjung.

Kini, jalur Badaling menerapkan sistem tiket masuk yang mencantumkan nama pengunjung melalui sistem pemesanan online mulai 1 Juni. Ini mirip dengan sistem tiket "nama asli" yang digunakan di Forbidden Palace. Pemesanan tiket otomatis tercantum di dalam paspor atau tanda pengenal bagi turis lokal.

2. Machu Picchu, Peru

Destinasi DuniaMachu Picchu di Peru juga membatasi jumlah pengunjung setiap harinya. Foto: (CNN Travel)

Machu Picchu merupakan kota mistik warisan suku Inca kuno. Kota ini diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO sekaligus New 7 Wonder of The World.

Demi melindungi dan menjaga kelestarian bangunan bersejarah di sana, pengunjung dibatasi maksimal sebanyak 4 ribu orang per hari. Situs biasanya dibuka pukul 6 pagi dan turis sudah berjajar antre. Meski diberi batasan lama kunjungan selama 4 jam, pengunjung kerap berbuat sesuka hati.

Kemudian imbas pandemi, situs ditutup pada Maret 2020. Seperti dilansir dari World Nomads, empat bulan pasca penutupan, pihak berwenang Peru memutuskan maksimal jumlah pengunjung sebanyak 2.244 orang per hari saat situs kembali dibuka.

Tiket tidak bisa dibeli di tempat sehingga Anda perlu reservasi beberapa bulan sebelum kunjungan.

3. Colosseum, Italia

Turis menunggu dalam antrian untuk memasuki Colosseum di Roma, Italia, Jumat, 6 Agustus 2021. Apa yang disebut Green Pass, diperlukan mulai Jumat untuk mengakses makan dalam ruangan, teater, kolam renang dalam ruangan, pusat kebugaran, museum, dan pertemuan lainnya tempat dan diberikan kepada siapa pun yang memiliki setidaknya satu dosis vaksin dalam sembilan bulan terakhir, yang telah pulih dari COVID-19 dalam enam bulan terakhir atau dinyatakan negatif dalam 48 jam sebelumnya. (Foto AP/Riccardo De Luca)Turis menunggu dalam antrian untuk memasuki Colosseum di Roma, Italia. (AP/Riccardo De Luca)

Terletak di jantung kota Roma, Italia, Colosseum memang layaknya stadion olahraga di masa kini. Bangunan ini terkenal untuk menonton acara pertarungan ala gladiator.

Meski dulu Colosseum dibangun untuk menampung sebanyak 80 ribu penonton, kini bangunan hanya boleh menampung sebanyak tiga ribu pengunjung sejak 2019. Seperti dikutip dari laman Finding the Universe, situs Warisan Dunia UNESCO ini dibuka setiap hari sepanjang tahun kecuali 25 Desember dan 1 Januari.

Selanjutnya Kota Terlarang China

Selanjutnya
Halaman
1 2
BERITA TERKAIT
BACA JUGA